Selasa, 15 Januari 2019

SURAN EBLEG SINGO MATARAM DIBANJIRI RATUSAN PENONTON

GRUP EBLEG TERTUA DI KEBUMEN

Sudah menjadi tradisi, hampir disetiap grup kesenian tradisional yang ada di Kebumen, pada setiap bulan Sura, mereka menyelenggarakan Tradisi Gebyag Suran. Tak terkecuali juga pada grup Kesenian Tradisional Ebleg Singa Mataram Sedyatama Timbul.
Grup Ebleg yang juga disebut sebagai Ebleg Ruwat yang bersekretariat di belakang Kodim 0709 Panjer Kebumen ini, pada Selasa siang (02/10) menyelenggarakan pagelaran dalam rangka Suran, di Lapangan Makodim 0709 Kebumen.

Acara itu dibanjiri ratusan penonton, pecinta ebeg Kebumen. Dan yang menarik sebagian besar penonton yang datang adalah para muda remaja putra-putri, beberapa diantaranya bahkan datang masih mengenakan seragam sekolah, baik putih biru maupun putih Abu-abu.
Dengan banyaknya yang datang menyaksikan pementasan Suran Ebleg Singa Mataram dari kalangan muda remaja ini,  sungguh merupakan fenomena yang menggembirakan bagi perkembangan kesenian ebleg di Kebumen. Namun untuk lebih menambah daya tarik kesenian tradisional ebleg sebagai sebuah tontonan, dibutuhkan adanya dukungan sentuhan artistik, baik dari sisi koreografi, iringan musik , kostumnya maupun manajemen pementasan, dari para pelaku seni yang mumpuni.

Menurut keterangan ketua grup ebleg Singa Mataram Sigit Riyanto (52) yang didampingi sesepuh grup ebleg Singa Mataram Wiwit Suryono, Harsono dan Suwardi, bahwa grup ebleg Singa Mataram yang beranggotakan sekitar 20 orang yang terdiri dari 14 penari dan 6 penabuh ini sebenarnya merupakan grup ebleg yang sudah turun-temurun yang berdiri sejak tahun 1960. Grup ebleg yang awalnya bernama Sedyatama Timbul, diyakini sebagai grup ebleg tertua di Kebumen, pada waktu itu mengalami kelesuan atau mati suri, baru sekitar 8 tahun yang lalu mulai dihidupkan kembali. Sampai saat sekarang grup ini setidaknya bisa pentas antara 4 sampai 5 kali dalam satu tahun.

Menurut Sigit, biaya untuk acara Suran grup ebleg Singa Mataram yang sangat bersahaja tersebut, diambilkan dari kas grup ebleg Singa Mataram. Sigit menambahkan didalam melestarikan grup ini terkendala pada masalah regenerasi, dimana ada beberapa penari muda yang harus melanjutkan sekolah, ataupun yang harus bekerja di luar kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar