Jumat, 21 Oktober 2016

SURAN PAGUYUBAN KESENIAN TURONGGO RESMI AMBAL



 Sudah menjadi agenda rutin setiap bulan Sura dalam kalender Jawa, masyarakat di daerah pesisir selatan Kebumen mangadakan berbagai kegiatan ritual budaya, tradisi suran.  Kegiatan Suran merupakan ritus tahunan yang dilaksanakan setiap bulan Suro ( Muharam), merupakan bentuk ungkapan rasa syukur dan merupakan media untuk memohon keselamatan serta kesejahteraan kepada Alloh SWT, serta merupakan momentum untuk bermuhasabah atau mawas diri. Pada umumnya tradisi Suran dilaksanakan oleh masyarakat maupun juga oleh komunitas kesenian.
 
 
 Demikian halnya yang dilaksanakan oleh Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal. Bertempat di halaman rumah Sanpawiro Rebo, sesepuh dukuh Manis Jangan RT.01 RW.03 Ambal Resmi Ambal pada Rabu(29/10) pagi, digelar Tasyakuran Suran, Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal.


     Pada tasyakuran yang rutin selalu diselenggarakan setiap tahun pada bulan Suro oleh paguyuban Turonggo Resmi  ini, juga digelar berbagai kesenian tradisional. Diawali dengan pentas kesenian Campursari, dilanjutkan dengan peragaan pencak Konto berpasangan oleh pasangan Sanpawiro Rebo, kemudian kesenian Kuda Kepang yang disebut Kepang Pur Wanita dan Kepang Pur Laki-laki lengkap dengan barongan. Tasyakuran Suran Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, berlangsung dari jam 10 pagi hingga malam hari, dihadiri ratusan warga sekitar, juga Kepala desa dan Perangkat desa Ambal Resmi.

 Ketua DKD Kebumen yang turut hadir pada pagelaran kesenian tersebut, menyatakan bangga, namun juga terharu, menyaksikan semangat Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal, meskipun dalam keadaan yang serba terbatas baik dalam kostum maupun peralatan gamelan pengiring, akan tetapi tetap gigih berkesenian. Pada kesempatan itu, DKD Kebumen meminta maaf pada komunitas kesenian tersebut, karena DKD Kebumen tidak dapat memberi bantuan apa-apa, mengingat kondisi DKD Kebumen sendiri sampai saat ini juga masih serba terbatas, disamping DKD belum memiliki tempat sekretariat, juga belum memiliki dana operasional untuk kegiatan. Untuk itu DKD hanya berdoa semoga Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal dapat terus lestari dan lebih berkembang.


 Mbah Sanpawiro Rebo sesepuh paguyuban seni Turonggo Resmi Ambal menyatakan Paguyuban Kesenian Turonggo Resmi Ambal berdiri sejak tahun 1970, beranggotakan 30 orang dengan bentuk kesenian kuda kepang yang oleh masyarakat sekitar disebut Kepang Pur. Pada saat ini ada Kepang Pur Laki-laki, Kepang Pur Wanita, dan kesenian pencak silat atau Konto.


Menurut Mbah Sanpawiro Rebo, yang didampingi  Sairan pemain Kepang Pur, dan Kadus Robingan menyatakan, acara Tasyakuran Suran ini sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT, mengingat beliau menjadi orang yang dituakan di dukuh Manis Jangan, masih dipercaya untuk dimintai pertolongan, dan bersama-sama dengan seluruh anak cucu dan masyarakat sekitar hingga saat ini telah diberi Kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan oleh Alloh SWT.

Senin, 05 September 2016

DKD Kebumen Buka Kelas Gamelan Tradisional



DKD Kebumen Buka Kelas Gamelan Tradisional
Minat generasi muda Kebumen terhadap seni karawitan dinilai sudah mulai memprihatinkan. Pasalnya, saat ini sangat jarang anak-anak muda yang mau belajar kesenian tradisional tersebut. Tak heran para pengrawit di kabupaten yang memiliki slogan Beriman ini didominasi oleh kalangan orang tua.

Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Kebumen, sebagai lembaga yang bertugas melakukan pembinaan terhadap kesenian pun tak tinggal diam. Saat ini, DKD rutin menggelar latihan menabuh gamelan seminggu dua kali, yaitu setiap Selasa malam dan Jumat malam.  Latihan bersama ini telah berjalan memasuki tahun kedua.
Ketua Umum DKD Kebumen Pekik Sat Siswonirmolo, mengatakan untuk kebutuhan berlatih pihaknya memanfaatkan gamelan milik Pemkab Kebumen yang sehari-hari berada di pendopo rumah dinas Bupati ataupun meminjam gamelan di SMP Taman Dewasa Kebumen. Pengampu pelatihan terdiri dari dua orang, yakni Bambang Budiono, dalang wayang kulit dari Jatijajar dan Sutardjo, praktisi gamelan dari Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen.

"Pesertanya saat ini sudah sampai belasan," kata Pekik Sat Siswonirmolo, kepada Kebumen Ekspres disela-sela latihan, kemarin.

Ia menjelaskan, pelatihan kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan generasi seniman-seniman baru di Kebumen yang hampir ditinggalkan anak-anak muda. Selain itu, pelatihan tersebut tidak dipungut biaya apapun. "Peserta tinggal datang dan bergabung untuk latihan," ujarnya.

Selain itu, meski DKD tidak mendapatkan kucuran dana dari APBD Kabupaten Kebumen sejak 2015, namun semangat dewan kesenian tidak patah semangat untuk melakukan pembinaan dan pengembangan seni dan kebudayaan. Seperti acara Pawartos Kebumen (berita seputar Kebumen berbahasa Jawa), Selamat Siang Kebumen (SSK) berbahasa jawa, dan acara Ngadurasa, yang semuanya bekerjasama dengan Ratih TV Kebumen.

Tak hanya itu, DKD juga mengirimkan kontingen dalang bocah ke Festival Dalang Bocah ke Banjarnegara dan berhasil menjadi juara 1, 2 dan harapan 3 tingkat Jawa Tengah dan DIY.

Selasa, 30 Agustus 2016

”Reksa Mustika Bumi” Ketoprak Dangsak Pentas Kolaborasi Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen

















”Reksa Mustika Bumi”

Ketoprak Dangsak Pentas Kolaborasi Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen
Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen kembali menggelar pentas kolaborasi Ketoprak Dangsak yang mengangkat lakon ”Reksa Mustika Bumi”, di panggung Jateng Fair PRPP Semarang, Senin (29/08) malam. Lakon yang diusung dalam pementasan ketoprak tersebut mengangkat isu nasionalisme, di tengah ancaman krisis kebanggaan generasi muda pada  potensi budaya daerah. Lakon ”Reksa Mustika Bumi” yang naskahnya ditulis oleh Pekik Sat Siswonirmolo membeberkan pertarungan antara kompeni yang  bernafsu menguasai daerah jajahan dengan masyarakat lokal daerah pegunungan atau pareden Kebumen.
Pentas lakon yang disutradarai oleh Pekik Sat Siswonirmolo dan  berdurasi dua jam ini melibatkan sekitar 30 pemain terdiri atas pelaku seni tradisi cepetan dari Desa Watulawang, teater Ego Kebumen, Paguyuban Seni Rasa Kawedar Kebumen, dan beberapa pengurus DKD Kebumen.
Pementasan ini juga didukung iringan gending digawangi oleh Ki Bambang Budiono (DKD) yang juga seorang dalang asal Desa Jatijajar, Ayah dan Ki Sutarjo S.Pd, guru SMP 2 Kutowinangun. Pementasan kesenian ini menggunakan  iringan gamelan dari SMP Taman Dewasa yang dikolaborasikan dengan Bass drum dan perkusi mas Aris, guru SMK Batik Sakti 1 Kebumen. Sejumlah pemain teater terlibat pada pementasan itu, antara lain Putut Ahmad Su’adi, Sahid Elkobar , Nunung (Teater Ego), penari Pipin Damayanti (PNS Guru),Pekik Sat Siswonirmolo (pengurus DKD), Sakum (Roso Kawedar).
Secara umum pentas seni, dari kabupaten berslogan Beriman, yang menggunakan bahasa gado-gado Bahasa Indonesia dan Jawa itu, cukup menggemparkan suasana panggung Jateng Fair 2016 di PRPP Semarang  di tengah minimnya pentas tradisional. Meskipun dalam guyuran hujan, tidak menyurutkan minat, pengunjung PRPP menggunakan payung menyaksikan pementasan. Penampilan Tari Cepetan yang juga disebut Dangsak cukup memukau pengunjung PRPP. Terbukti setelah pementasan banyak penonton yang berebut untuk foto bersama, dan tidak ketinggalan ada 2 orang anggota Polisi yang ikut berfoto dengan meminjam kostum Cepetan. Bahkan seusai pementasan para pemain Kethoprak Dangsak, khususnya penari Cepetan harus menuruti permintaan panitia untuk ikut pawai, diarak mengelilingi area PRPP. menggunakan kereta kelinci.
“Rasa capai selama persiapan dan latihan, lunas terbayar malam ini” kata Putut Ahmad Su’di yang bertindak selaku asisten sutradara, mengungkapkan rasa puasnya seusai menyaksikan pementasan.
Kethoprak Dangsak Lakon Reksa Mustika Bumi merupakan produksi ke 4  dari Dewan Kesenian Daerah (DKD) bercerita tentang keteguhan local genius dalam mempertahankan kemerdekaan. Kethoprak Dangsak sendiri merupakan sebuah ijtihad kebudayaan Dewan Kesenian Daerah Kabupaten Kebumen dalam rangka memacu kreatifitas dan semangat kolaborasi bagaimana kesenian khas Kebumen ini dapat lebih diterima oleh khalayak, maka memunculah satu jenis kesenian baru, sebuah pertunjukan kolaboratif kethoprak yang merupakan seni tradisi asli Indonesia modern, dengan berbasis lakon yang dinaskahkan dengan mengambil spirit dan cita rasa Dangsak atau Cepetan Alas yang merupakan potensi seni daerah kabupaten Kebumen.
Kethoprak Dangsak memiliki visi yang sejalan dengan fungsi seni sebagai wujud respon sosial, hingga pada prakteknya naskah-naskah yang dimunculkan diupayakan dapat kontekstual terhadap jiwa jaman dan memiliki sensitifitas tang tinggi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat, sehingga keberadaannya semakin berperan dan memiliki makna.
Lakon Reksa Mustika Bumi ini menarik karena konteksnya terhadap situasi kontemporer. Kasus krisis nasionalisme pada generasi muda merupakan ancaman bagi keutuhan NKRI, sehingga mempertahankan kemerdekaan dengan menjaga persatuan dan kesatuan  melalui pemberdayaan budaya yang berbasis kearifan lokal menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat, khususnya generasi muda.
“Kowe kabeh para pemuda ing desa kene nduweni tanggung jawab kang gedhe banget kanggo melu berjuang, mbelani bumi pertiwi. Kompeni aja diadepi nganggo gegaman, awake dewek mesti kasoran. anangin kudu diadepi kanthi cara olah budi daya kang wicaksana. Cepetan utawa Dangsak bisa dadi sarana kanggo ngusir kompeni saka bumi pareden kene. Sarate kowe para pemuda kudu gembleng nyawiji.” Salah satu dialog Ki Rekso (Pekik) pada salah satu adegan.

Selasa, 23 Agustus 2016



Sekolah Rakyat Itu Bernama SRMB 

PROFILE SRMB
Sekolah Rakyat Melu Bae Kebumen
Sekolah Rakyat Melu Bae disingkat SRMB, merupakan nama dari sebuah perkumpulan atau komunitas, untuk belajar bersama, tentang beragam bidang, utamanya kesenian.  
Sebutan Sekolah Rakyat, pada komunitas yang bermula dari hasil diskusi lesehan belasan orang-orang yang merasa prihatin melihat kenyataan yang serba terbatas ini, janganlah dimaknai sebagai sebuah lembaga yang mengadaptasi kaidah-kaidah pada sekolah formal.
Sekolah Rakyat Melubae atau SRMB,hanyalah  merupakan sarana untuk mengolah diri, belajar dalam kebersamaan yang amat bersahaja, tetapi gesit menyiasati kenyataan yang serba kumal, serba terbatas.
Sekolah Rakyat Melubae atau SRMB, bolehlah dimaknai sebagai sebuah majelis terbuka yang menjadi semacam “sekolah rakyat”, bagi siapa pun yang mau terlibat, untuk ngangsu kawruh hanya dengan bermodalkan “mbayar karep”. Mbayar Karep atau kemauan untuk datang bergabung, belajar bersama.
Meski dalam keadaan yang serba terbatas, SRMB memiliki keinginan yang sangat besar, akan adanya sebuah kemajuan, hingga dapat digambarkan seperti “Bocah sethemplik sirahe thomlo-thomlo”.
Hingga saat ini SRMB “ Bocah sethemplik sirahe thomlo-thomlo”, telah melakukan beragam kegiatan diantaranya : Ngamen Puisi, Bersama Ratih TV Kebumen Membuat Sinetron Religi Meraih Kemenangan, Menerbitkan Antologi Puisi Kuputarung, Musukalisasi Puisi Kuputarung, Pementasan Teater Jaleg, membantu Revitalisai Dewan Kesenian Daerah DKD Kebumen, Lomba Baca Puisi  bersama DKD Kebumen, Pelatihan Catur anak-anak, Belajar Bersama Kerajinan Batu Akik, dan lain-lain. 
Kedepan SRMB berencana akan membuat Film Dokumenter, Menerbitkan antologi Puisi dan Festival Teater Remaja.
Sejak awal dideklarasikan sebelas tahun yang lalu SRMB belum pernah memiliki tempat sekretariatan yang tetap, maka sejak itu pula Sekretariat SRMB selau berpindah-pindah. Baru mulai pertengahan tahun 2013, ada rumah di Jl.Sawo 19 Rt.07 Rw.05 Pasarabuk Kebumen, yang boleh ditempati sebagai tempat berkumpul teman-teman komunitas SRMB. Setelah mengalami beberapa perbaikan maka pada hari ini Senin Kliwon 21 April 2014 ini tempat tersebut ditetapkan sebagai sekretariat SRMB.
SRMB mengadakan Tasyakuran untuk menempati sekretariat SRMB, sekaligus juga menjadi sekretariat Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen. SRMB mohon doa restu dan dukungan dari semua pihak, utamanya warga Jalan Sawo RT.07 RW.05 Pasarrabuk Kelurahan Kebumen.

Beberapa lagu yang pernah dinyanyikan oleh SRMB diantaranya :

JARE LAGU JARE
Syair : SRMB
Lagu : Toro & Dodot
Negeri subur rakyat makmur, Nusantara
*Oee….
Sandang pangan murah,Pawartane

Gemah lipah loh jinawi, Ceritane
*Oee…
Gizi bayi terpenuhi
Kelaparan teratasi
*jare…jare…Jarene….

Jamane wis maju
Duwit duwit ora kurang
*Duwit…Duwitan…
Golet gawean gampang,Ora ana pengangguran
Mlaku nang ndalan, Ora ana Gelandangan

Negarane demokrasi, Ceritane
*Oee….
Pemilu cerdas milih wakil, Sekarepe
Rakyat Bebas milih Presiden, Negarane
*Oee….

Jare…Jare…Jare…Jare…Jare……
Jare Jarene
Jare…Jare…Jare…Jare…Jare……
Jare Jarene

GARA – GARA PETAN
Syair : -
Lagu : SRMB

Urip Kuwe sing prasaja
Aja meri karo badhane wong liya
(sirik…sirik)
Radjabrana sandang pangan
Ora teka yen among disawang

Menungsa kudu eling
Urip kuwi diatur karo rasa
(jarene mbah beja)
Rasa iri rasa dengki
Ra ngelingi sing lanang kerjane apa
Ra ngelingi sing lanang bayare pira

Gara-gara golek tuma
Suwe-suwe ngrasani tangga
(e…gunane apa)
Glenak-glenik kuwe mesthi
Bubar petan dadi perang Brantayuda

Rumah tangga berantakan
(gara-gara petan)
Anak loro ‘ra kathokan
(gara-gara petan)
Bojo minggat meng Taiwan
(gara-gara petan)
Maratua njaluk sedan
(Maratua edian)

JIWA SENGSARA
Syair : Toro SRMB
Lagu : Toro SRMB

Gelapnya malam ini
Begitupun hatiku
Tiada yang menemani
Hanyalah bintang berkelip
Kekasihku tlah pergi
Tinggalah daku sendiri

Kini ku seorang diri
Hanya gitar temanku
Mengalunkan suara
Jeritan jiwa sengsara

Kekasih ku tlah pergi
Tinggalah daku sendiri
Oh… sungguh sedih
Sungguh sedih
Oh… sungguh kejam
Sungguh kejam

Sungguh kejam dirimu
Meninggalkan diriku
Yang selalu setia kepadamu
Oh… sungguh sedih
Sungguh sedih
Oh… sungguh kejam
Sungguh kejam