Senin, 13 Juli 2020

DUTA SENI KEBUMEN DI TMII JAKARTA DIDUKUNG SENIMAN-SENIMAN KAWAKAN KEBUMEN

(Seri Reportase Lama)
Lakon Tumenggung Kertinegara dari babad Sruni Kebumen, bakal di pentaskan Duta Seni Kabupaten Kebumen di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada Minggu, 31 Maret 2019.
Pada pementasan tersebut didukung oleh 50 personil, yang terdiri dari seniman Jemblung, seniman karawitan, seniman kethoprak, seniman teater, penari putra dan penari putri.
Yang menarik ada beberapa seniman kawakan yang sudah cukup berpengalaman berkecimpung didalam kesenian tradisional di Kebumen, turut terlibat mendukung pementasan yang dikemas dalam bentuk kesenian Jemblung  dengan berkolaborasi dengan drama tari tersebut . Mereka itu diantaranya Gim Warjito, S.Pd,M.Pd, Widodo S.Sn, Bambang Sis. S.Pd. Pardiman, Genjik Suratno, Bagiyo dan Doyok Ramelan.
Menurut BE Susilohadi Selaku sutradara pementasan saat gladi acara, dengan dukungan dari para seniman-seniman senior tersebut, diharapkan pementasan duta seni tahun ini akan lebih baik, lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan dari pengakuan para seniman itu disela-sela saat latihan di Aula Dinas Pendidikan Kebumen, diantaranya Pardiman dari Sitiadi Puring mengatakan selaku seniman, telah main kethoprak, sejak tahun 1972 setamat sekolah STM. Kemudian Gim Warjito dari Harjodawa Kuwarasan telah main Kethoprak sejak tahun 1982, setamat SPG.
Gim Warjito yang saat ini menjabat Korwil Bidik Rowokele menambahkan bahwa menjadi pemain kethoprak karena terinspirasi pada permainan kethoprak Pardiman di Puring, pada saat berperan sebagai Tapak Deruk pada lakon Pedang Pusaka Gunung Arcapala.

Lebih lanjut Gim Warjito mengatakan Selaku pelaku seni mengapresiasi secara maksimal pagelaran di Taman Mini Indonesia Indah yang akan menunjukkan eksistansi Kabupaten Kebumen. Terutama dengan menggarap seni tradisi. Karena seni tradisi merupakan elemen penting dalam garapan sumberdaya manusia dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Segmen seni tradisi ada di seluruh lapisan masyarakat.  Melalui tahapan kontemplasi wawasan kesenian harus bisa menyentuh hati manusia yang paling dalam.  Kontemplasi dalam seni adalah hening ke masa lalu, masa lalu yang berkaitan dengan seni, karena seni adalah kesan yang indah, masa lalu tidak indah bila tidak dikaitkan dengan seni, salah satu seni yang berkitan dengan masa lalu diantaranya adalah seni tradisi, maka untuk menggarap sumber daya manusia khususnya generasi muda tidak boleh melupakan seni tradisi. Seni tradisi tidak boleh hilang dari tata kehidupan masyarakat.

LAKON KERTINEGARA SRUNI DIPENTASKAN DUTA SENI KEBUMEN DI TMII JAKARTA.

(Seri Reportase Lama)
Duta Seni dari Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen bakal mementaskan Lakon Tumenggung Kertinegara dari babad Sruni Kebumen, di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, pada Minggu, 31 Maret 2019.
Pementasan yang dikemas dalam bentuk kesenian Jemblung tersebut oleh BE Susilohadi S.Pd dikolaborasikan dengan seni drama tari sehingga menjadi suguhan pementasan yang menarik untuk ditonton.
Kesenian jemblung sendiri sebenarnya merupakan seni tradisi lisan yang merupakan kesenian asli Kebumen. Namun sayangnya kesenian tersebut sudah mulai dilupakan oleh masyarakat Kebumen. Bahkan banyak diantara mereka yang sama sekali sudah tidak mengenal lagi seperti apa bentuk kesenian jemblung.
BE Susilohadi, Kasi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen berusaha mengangkat kembali kesenian jemblung yang sudah tidak begitu dikenal dengan mengkolaborasikan dengan seni  tradisional yang lain seperti  Tari Cepetan, Tari Ebleg, Kethoprak, Tari Gambyong Kebing dan Tari Wira Pertiwi dalam komposisi drama tari. Kesungguhan BE Susilohadi dalam garapan tersebut terlihat dari dilibatkanya  Jemblung  dari Sanggar Seni Wisma Budaya Puring  dan beberapa pelaku seni tradisional senior yang sudah cukup berpengalaman berkecimpung didalam kesenian tradisional di Kebumen. Mereka itu antara lain Gim Warjito, S.Pd,M.Pd, Widodo S.Sn, Bambang Sis. S.Pd. Pardiman, Genjik Suratno, Bagiyo, Eko Haryono SE, Doyok Ramelan, Ami Ratminah,  Endang Purwatiningsih, S.Pd .dan sinden Sulastri. Dalam garapan tersebut juga dilibatkan pelaku seni teater Pekik Sat Siswonirmolo dan Putut Akhmad Su’adi S.Hum.
Pada pementasan tersebut didukung oleh 116 personil, yang terdiri dari seniman Jamjaneng, seniman Jemblung, seniman karawitan, seniman kethoprak, seniman teater, penari putra , penari putri dan, seniman penata setting panggung.
“Pementasan  di Anjungan Jawa Tengah TMII nanti akan diawali dengan penampilan Jamjaneng, yang kemudian dilanjutkan dengan pagelaran  Jemblung Kolaborasi yang didukung oleh para seniman-seniman senior. Sehingga  diharapkan pementasan duta seni tahun ini akan lebih baik, lebih menarik dari tahun-tahun sebelumnya,” kata BE Susilohadi selaku sutradara saat gladi bersih (26/3)
BE Susilohadi menambahkan bahwa  lakon Tumenggung Kertinegara diambil dari Babad Sruni, merupakan kisah kepahlawanan Tumenggung Kertinegara, ketika berusaha memperingatkan tindak  kesewenang-wenangan Sultan Amangkurat Agung saat berkuasa di Mataram. Kisah Tumenggung Kertinegara sarat dengan konflik kemanusiaan, yang dapat diselesaikan dengan sangat bijaksana oleh Tumenggung Kertinegara dari Sruni.
Korwil Bidik Rowokele Gim Warjito pelaku seni yang turut mendukung pagelaran tersebut  mengatakan Selaku pelaku seni mengapresiasi secara maksimal pagelaran di Taman Mini Indonesia Indah dengan lakon Kertinegara , karena hal tersebut akan menguatkan eksistansi Kabupaten Kebumen. Terutama dengan menggarap seni tradisi. Karena seni tradisi merupakan elemen penting dalam garapan sumberdaya manusia dalam rangka membangun manusia seutuhnya. Segmen seni tradisi ada di seluruh lapisan masyarakat.         Melalui tahapan kontemplasi wawasan kesenian harus bisa menyentuh hati manusia yang paling dalam.  Kontemplasi dalam seni adalah hening ke masa lalu, masa lalu yang berkaitan dengan seni, karena seni adalah kesan yang indah. Masa lalu tidak indah bila tidak dikaitkan dengan seni, salah satu seni yang berkitan dengan masa lalu diantaranya adalah seni tradisi, maka untuk menggarap sumber daya manusia khususnya generasi muda tidak boleh melupakan seni tradisi yang adiluhung. Seni tradisi tidak boleh hilang dari tata kehidupan masyarakat.

Kabid PDK Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, Aminah, S.Pd,MM seusai menyaksikan gladi bersih menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya pada seluruh pemain, meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam hal keharmonisan keselarasan gerak tari dengan iringan gamelan, tetapi secara umum sudah baik, indikatornya adalah ketika pementasan itu berhasi membawa penonton dalam suasana yang menyentuh perasaan dan  klimaknya sudah bisa membuat penonton merinding itu berati berhasil . Selanjutnya Aminah, S.Pd,MM  optimis pada pementasan di TMII nanti akan dapat terlaksana dengan lebih baik.


SRMB KEBUMEN MBAGI ANTOLOGI PUISI KUPUTARUNG 1 DAN KUPUTARUNG 2 KE PERPUSDA KEBUMEN

( Seri Reportase Lama)
Dalam rangka turut berpartisipasi menyemarakkan gerakan literasi lokal dan literasi daerah Sekolah Rakyat MeluBae (SRMB) Kebumen menyelenggarakan kegiatan penerbitan buku. Di komunitas yang kini tengah memasuki usia yang ke 16 ini telah ada beberapa buku yang diterbitkan. Buku-buku yang telah diterbitkan oleh SRMB diantaranya buku antologi puisi Bulan Menggantung karya penyair Kebumen Pitra Suwita dan buku antologi puisi bersama beberapa penyair Kuputarung 1, Kuputarung 2.
Bahkan pada Senin (28/10) bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda 2019, Kepala Sekolah SRMB Daryono Cengkim, didampingi beberapa personal pamong SRMB, diantaranya Pekik Sat Siswonirmolo, Aris Panji dan Indriotomo Brigandono mendatangi Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kebumen untuk menyerahkan dua buah judul buku terbitan SRMB tahun 2019. Dua buah judul buku terbitan SRMB tersebut adalah antologi puisi Kuputarung 1 dan antologi puisi Kuputarung 2.
Kehadiran mereka disambut baik oleh Kepala Perpusda Kebumen Anna Ratnawati, S.KM,M.Si yang didampingi beberapa staf Perpusda.
Kepala Perpusda Anna Ratnawati memberikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh Sekolah Rakyat Melubae. Mengingat keberhasilan gerakan literasi pada umumnya dan literasi daerah pada khususnya sangat membutuhkan dukungan dari peranserta masyarakat. Untuk itu Perpusda mengharapkan SRMB untuk dapat melanjutkan kegiatan dalam rangka mendukung gerakan literasi di Kebumen. Selanjutnya Kepala Perpusda juga mempersilahkan penggunaan babarapa fasilitas yang ada di Perpusda, seandainya dari SRMB atau masyarakat memerlukannya. Kepala Perpusda Anna Ratnawati juga berharap SRMB dapat membantu mewujudkan keinginan Perpusda dalam rangka menerbitkan beberapa buku.
Pada kesempatan tersebut, pamong SRMB Pekik Sat Siswonirmolo memaparkan bahwa buku antologi puisi Kuputarung 1 berisi kumpulan puisi empat orang penyair SRMB yaitu Daryono Cengkim, Dodotiro, Pitra Suwita dan Pekik Sat Siswonirmolo. Buku itu sebenarnya telah pernah diterbitkan dalam bentuk manuskrip pada tahun 2003. Namun kemudian diterbitkan ulang dengan beberapa perbaikan pada bulan Agustus  2019 ini. Sedangkan buku antologi puisi Kuputarung 2 merupakan buku kumpulan puisi dengan 13 orang jumlah penyair Kebumen, yang juga terbit pada tahun 2019.

“Rencananya SRMB akan menerbitkan antologi puisi Kuputarung itu secara berseri setiap tahun, sehingga saat ini SRMB tengah mempersiapkan penerbitan antologi puisi Kuputarung 3, yang apabila tidak ada aral melintang akan terbit diawal Januari 2020. Untuk Kuputarung 3 ini SRMB telah membuka kesempatan, mengajak lebih banyak penyair Kebumen untuk dapat ikut terlibat. SRMB berkomitment untuk dapat membantu beberapa penulis Kebumen yang mengalami kesulitan dalam mewujudkan keinginannya untuk menerbitkan buku. Meskipun tidak harus menerbitkan buku-buku sastra puisi saja, tetapi bisa juga buku-buku yang lain”.