Kamis, 29 April 2010

KUMPULAN PUISI PEKIK SAT SISWONIRMOLO

BUMI PERTIWI


Layung layung langit berwarna merah, angin bertiup tiada tentu arah.
Meski hari belumlah senja, matahari takjua pancarkan terang cahaya.
Jalanan desa berlumut lembab, rimbun bambu bayang bayang gelap
kampung di ujung senyap, aroma daun dan tahi kering meruap
Di gubuk bambu reyot tungku beku tak berasap
lumbung kosong padi menguap
Diranjang bambu kumal tikar pandan
bujur tubuh kaku biru lebam
Dibilik gelap pengap tak berjendela
seorang ibu hamil muda dan anaknya
Mati, meregang nyawa karena kelaparan
Titir kenthongan dan gonggong anjing
mengiring kidung sumbang
di sini Bumi Pertiwi
negeri gemah ripah loh jinawi


13032008



LELAKI DAN PEMBASMI SERANGGA


Seorang lelaki hatinya semplah,
Perawan yang dicintainya meludah di wajah,
pandang berputar harapan ambyar,
gelap hati, gelap mentari,
Pada kaleng pembasmi serangga,
tertumbuk pandang matanya,
gemetar jiwa, gemetar raga,
teguk teguk merasuk, teguk teguk mabuk.
Pupuslah, segala masalah,
pupuslah segala resah.
Bergolak di perut, berbusa di mulut,
mengiring kejang di awal tebang.
Kematian yang sia sia.

Kebumen, 15 Februari 1984



DI GAZA

Di gaza di gaza di gaza
Langit gulita gemerlap orion pijar-pijar bunga api
Gemuruh gelegar
rudal dan meriam
berdentam
bertabur serbuk putih membakar

Di gaza di gaza di gaza
Asap mengepul di sela-sela puing
Aroma mesiu, anyir darah dan sangit leleh lilin
daging terbakar
Satu koma lima juta nyawa tak berdosa direnggut sia sia

Di gaza di gaza di gaza
Azab Holocoaust di Palestina
Maut mengepung di setiap jiwa
Panorama pembantaian, bangkai bayi dan perempuan
terkoyak
tempayak berserak

Di gaza di gaza di gaza
kelebat panji panji putih tak teraih
kepak sayap merpati putih berlumur darah
lambai gemulai tangan tangan lembut bersambut maut
tak kuasa mengetuk iba
nurani tirani zionis
: bertaring runcing
tak bermata
tak bertelinga
05022009


SAJAK RINDU I

Kasih,
Tiada kuasa kutepiskan bayangmu
dari pelupuk mata batinku
meski rentang setapakku, kian memanjang
lantaran pekatnya gema rindu
yang selalu berdentam,dalam detak nadi darahku.

Kasih,
Kau samudera nurani maha luas,
bagi jung renta kehidupanku,
dimana kelak, sukmaku kan bermuara,
pabila segalanya tlah berakhir.

Kasih,
Meski berpuluh kali sudah,
namamu sengaja kulupa, tiada pernah kueja,
dan kutimbun dalam keasikan sibuk dunia,
namun selalu saja, kegelisahanku bangkit,
mengungkit rindu
lantaran tiada kuasa kutepiskan bayangmu,
dari pelupuk mata batinku.


Kebumen, Sabtu 25 Februari 1989



BAGAIMANA

Bagaimana
Kau dengar puisiku
: tiupan seruling bambu di padang gembala
hembusan lembut angin lembah kala senja
kemilau tetesan embun di pucuk dedaunan
gemuruh deburan ombak samodra
taburan halus miang bambu
garam di sayatan luka sembilu
atau celoteh bayi lucu dengan bahasa purba
yang tak kau tahu maknanya

Setidaknya
Kau lihat tangan-tangan kecilku, jemari-jemari rapuh
: melambai
mengepal
menuding
Kau tak jua berpaling
Bergeming
Berharap
Kau dengar suara-suara halusku
: berbisik
bergumam
berceloteh
berteriak
Kau pekak
Bisu.

Mestinya kuumpat kau dengan semburan ludah serapah hina
Mestinya kuambil batu, dan kutimpukkan ke wajahmu
Karena ternyata tuan tak tuli, tak tunanetra
tak tunawicara
Tuna nurani barangkali

Jangan salahkan bila kugunakan
: bahasa batu
bahasa belantara
Lantaran sia-sia menyapamu dengan bahasa kalbu
Lantaran sia-sia bicara padamu dengan bahasa manusia
Aku jadi bertanya
Jangan –jangan tuan bukan manusia

06022009


BENCANA
( 5 April 1982 )

Semburat kembang kembang pijar
Jingga memoles cakrawala
Gumpal kembang kembang jelaga
Gulita memeluk mega
Didentam dentam meriam alam
Didengus dengus angin panas berhembus
Perempuan baya, kain berkawan kutang
Lelaki baya, sarung petak usang
terburu berlari mencari perlindungan.

Gemuruh buana menimang sukma
Gejolak pijak menghentak raga
Tercabik sutra sutra nurani
Terkoyak pelangi
Terbakar hijau hamparan permadani

Dirintik rintik gerimis debu
Ditalu talu hujan batu
Belalang menangis kehilangan ladang
Burung menangis kehilangan sarang
Sanak menangis kehilangan kadang
Menyesali cerita indah nenek moyang

Di ufuk mentari tenggelam
sayup sayup tembang megatruh terdendang
Di ufuk mentari tenggelam
sayup sayup kidung keluh berkumandang
Selaksa hasta menggapai iba
selaksa rintih memohon kasih
demi nyala api pelita
demi melekat sukma dalam raga.


Kebumen Nopember 1982



BAYANGAN
: Persembahan Indriotomo Brigandono


Kita adalah prajurit,
yang merebut panji di tengah nafsu,
mengendalikan kuda perang supaya terkendali.

Engkau musuhmu engkau.
Aku musuhku aku.

Menatap medan dengan mata telanjang,
jiwa kita adalah pedang,
raga kita adalah bayang bayang.

Kita satukan ,
air dan gelombang,
ia begitu lembut dan dahsyat,
Berdiri adalah kebebasan.

Langkah langkah kita
janganlah kesiangan,
tataplah dengan tajam,
agar ia bangun mengenal manusia,
di arena bayang bayang,
Karena hidup adalah bayangan.

Berjuang adalah semangat kehidupan,
mencari hakekat jiwa mencari arti diri.
Kehidupan itu beban,
kita tanggung siang dan malam,
apakah yang tak hidup tak memanggul beban?
Sebelum matahari meledak,
Aku mencari di alam kehidupan.


Kebumen, 1982.


KUPUTARUNG

Ada sebuah rumah megah dari masa silam
dimana seribu kisah terpampang
dimana sejuta bintang terpajang
arena suka suka hura hura warga kota
Rumah megah pancarkan gemerlap cahaya
terangkan pikiran segarkan jiwa

Dan ketika waktu menjelma mendadi hantu
dengan murka, merenggut segala bianglala
beringas
melangkah menggilas sejarah
Rumah megah tlah berubah,
menjadi serupa rumah purba
Bunga bangkai penghias kota

Di atap atap rapuh disangga pilar pilar lekang
berbondong bondong kelelawar hitam singgah bersarang
berduyun duyun gelandangan menggelar tikar
dimana lelaki pezina puaskan dahaga birahi
berbaur pelacur dalam bujur mendengkur


Siliwangi 1987


TLAH TIBA SAATNYA

Jangan biarkan darah beku nadi tersumbat
Jangan biarkan penyair bisu mulut tersekap
Jangan biarkan api padam bara terpendam
Jangan biarkan padri mati biara terkunci
Jangan biarkan paramuda binasa gairah terpenjara
Mimpi saja tak punya, miskin dan bodoh
Jangan biarkan

Kini tlah tiba saatnya
Belenggu mesti diputuskan
sekat sekat mesti dikuakkan
Tirai tirani mesti disingkapkan
Nyalakan lentera
Segala harus dibuka
Tiada terselubung tiada tersembunyi
Kebusukan pada bangkai keharuman pada melati
Tiada imitasi

Biarkan
Merah pada merah kuning pada kuning
hijau pada hijau biru pada biru
hitam pada hitam putih pada putih
Merah kuning hijau biru hitam putih adalah
Bianglala yang mempesona

Kebumen, Pebruari 1989


PADANG TERBAKAR


Seorang gembala tegak dipapar padang terbakar
tanah kembara, rapuh membara
gemertak reranting dan rumputan
asap jelaga, bergulung membumbung menusuk cakrawala
Pada mata merah saga, ditatapnya mentari menyala
dijemari terkepal, gembala lata menggenggam dendam

Arang ilalang meranggas
Selapang padang mencadas

Ketika mentari semakin kejam, tombak tombak terik
menghujam pada bumi siang malam
Gembala membidik mentari dengan panah pucuk ilalang
Dengan garang angin kering kemarau, menepiskan
panah pucuk pucuk ilalang

Dan pada tirai kaca fatamorgana, muncul bayang bayang
rimba yang luas ditebas
bukit bukit licin lunas dipangkas
Dan pada tirai kaca fatamorgana, muncul bayang bayang
dunia yang semakin buas

Padang kian terbakar
gembala dan domba domba mati
terkapar


Kebumen, Sabtu 25 02 89



SAJAK RINDU II

Kekasihku
slalu kusebut namamu
disetiap tarikan napasku
lantaran rinduku tiada pernah pudar
diserentang waktu penantian

Kekasihku
kaulah mustika hidupku
yang gemerlap dipalung hatiku
lantaran cahyamu tiada pernah padam
disepanjang waktu yang terbentang

Sesungguhnya
slalu berdebar dadaku
disetiap kusebut namamu
lantaran gelora damba yang membara
dan hasratku yang kian menggebu



Nopember 2003


SAJAK KAMAR


Tembok kamarku tak lagi putih kemilau,
Ada bercak darah, dari pancaran nadi yang mati,
Hitam tiada berarti
Pada cermin bingkai retak, kutatap bayang
kujur tubuhku, penuh luka bekas cakaran
kuku kuku masa silam jemariku sendiri.
Tergores sejuta parit hitam,
menikam jantung kalbu.
Dari kamar ini bermula,
seorang lelaki menyusur pusaran malam,
Menadah embun yang menetes, dari sanubari sesama.
Serupa jung renta, mengarung samodera keruh,
dalam badai topan kabut.
Kepul asap dari puntung yang dipungut
sepanjang perjalanan
Menyusur pagar gunung gelombang, tatapan tajam mata kerang.
Serenta biduk papa yang rapuh, yang tiada dijalari,
darah bara di kujur tubuhnya.
Singgah ditiap bagan dan dermaga
Dan ketika cahaya perempatan padam,
Pintu rumah terkunci diam. Menggema
Gaung seribu tanya,
“ Kik, mau kemana?”.


Kebumen, 13 Nopember 1987


RUMAH KITA


Rumah kita adalah kawah candradimuka
dimana kita
Gatotkaca Gatotkaca muda dibenturi ujian
untuk mandiri di samodera kehidupan
masa depan.

Bapak ibu kita telah jadi dewa dan pujangga
yang dengan jemari dan tinta kencana
menggoreskan wejang dihati kita

Rumah kita telah jadi istana
dimana bapak ibu jadi raja dan ratu
Dari padanya mengalir titah bijaksana dan restu
pada kita anak anak putra mahkota.

Rumah kini telah bertambah indah
oleh bunga bunga rindu masa lalu
dimana kita berdesakan satu ranjang
bergumul antara canda dan pertengkaran

Rumah kita kini telah jadi candi
yang berangsur para biara pergi
meninggalkan masa silam dan sepi.


Kebumen, 05 Oktober 1986


PANTUN-PANTUN PEKIK

Pantun Nasehat

UNTUK KAWAN SEMUA
Oleh : Pekik Sat Siswonirmolo


Saat dahaga badan lesu rasanya
Minum air tawar badan jadi segar
Nasehat ini untuk kawan semua
Jadi pelajar harus rajin belajar


Kalau kawan minum air tawar
Sebaiknya kawan memakai gelas
Kalau kawan rajin-rajin belajar
Pastilah kawan akan naik kelas


Kalau kawan mau memakai gelas
Pilihlah gelas yang sudah dicuci
Walau kawan sudah naik kelas
Janganlah lekas berpuas diri


Karena gelas yang sudah dicuci
Bersih dari kotoran dan kuman
Karna sikap lekas berpuas diri
Pasti akan menghambat kemajuan


15022010






Pantun Jenaka


ADIKKU
Oleh : Pekik Sat Siswonirmolo

Semua ikan laut dan juga penyu
Selain nikmat juga bergizi tinggi
Aku punya adik gendut dan lucu
Kepalanya gundul tak punya gigi


Meskipun penyu nikmat dan bergizi
Tapi kelestarian hidupnya terancam
Selain adik ompong tidak bergigi
Bila tertawa matanya slalu terpejam


Kelestarian hidup penyu terancam
Karena telurnya diburu orang
Tidak hanya matanya terpejam
Perut gendutnya terguncang-guncang


Karna telurnya slalu diburu orang
Sebaiknya penyu dibudi daya
Perutnya gendut bergoyang-goyang
Berikat pinggang tapi tak bercelana


15022010

Rabu, 28 April 2010

SCENEPLOT 1

Legenda Anak-Anak
PANGERAN BUNGSU DAN KUDA KEPANG
Oleh : Pekik Sasinilo

1. EKT.- HALAMAN ISTANA – SIANG.(Montage Shot) Terjadi kekacauan akibat gangguan dari Barongan jelmaan seseorang yang sangat licik bernama Pathak Naga yang mengamuk. Orang-orang lari ketakutan, tidak ada yang sanggup mengatasi.
2. EKT.- HALAMAN ISTANA DISISI YANG LAIN – SORE. Raja bertarung dengan Barongan dan berhasil menaklukkannya menggunakan Cemethi pusaka kerajaan. Barongan yang kemudian kembali berubah wujud menjadi Pathak Naga yang berpura-pura mengaku menyerah, dan bersedian menjadi pembantu Raja.
3. EKT.- HALAMAN ISTANA DISISI YANG LAIN – SORE. Pathak Naga tersenyum licik, dan berjanji akan membalas dendam kekalahannya, suatu saat nanti.
4. EKT.- HUTAN - PAGI. Di sebuah hutan, terlihat ketegangan karena tiga pangeran sedang berburu bersama Jambul, Paman Pekathik dan pengawal.
5. EKT.- HUTAN DISISI LAIN - PAGI. Ketiga pangeran bersama pengawal berburu kijang, namun ternyata mereka harus berhadapan dengan puluhan celeng (babi hutan) yang mengganas dan menyerang penduduk disekitar hutan. Pangeran Sulung dan Pangeran Panengah sebenarnya takut masuk hutan. Sedangkan Pangeran Bungsu tidak takut sedikitpun masuk ke hutan.
6. EKT.- HUTAN DISISI LAIN - SORE. Akhirnya ketiga pangeran dan pengawalnya dengan kompak berhasil mengusir kawanan celeng dan pulang ke istana.
7. EKT.- ISTANA – SORE. Mereka baru saja sampai di istana dan diberitahu bahwa ayahnda Raja baru saja terkena serangan penyakit (sesak napas). Di sini diperlihatkan bahwa si Bungsu yang terlihat amat sangat kawatir.
8. INT.- ISTANA - PETANG. Semua pangeran menemui Raja yang terlihat sudah baikan dan sembuh. Di sini, Raja mengutarakan keinginannya, agar calon penerus tahtanya kelak memiliki bekal ilmu yang cukup.
9. INT.- ISTANA - MALAM. Raja dan penasehat Raja tengah berdikusi untuk mencari solusi agar para pangeran pantas menjadi penggantinya dan mencari cara untuk menentukan siapa calon penggantinya kelak. Lalu diambil keputusan, bahwa kerajaan akan dibagi tiga. Namun sebelum semua pangeran naik tahta, pangeran bertiga harus mengembara mencari bekal ilmu terlebih dahulu.
10. INT.- ISTANA DISISI LAIN – MALAM. Patih Pathak Naga secara sembunyi-sembunyi mencuri dengar pembicaraan Raja dan Penasehat kerajaan.
11. INT.- RUMAH KEPATIHAN - MALAM. Pertemuan Pathak Naga dengan anak buahnya, merencanakan siasat jahat untuk merebut tahta kerajaan.
12. INT.- ISTANA - PAGI. Lalu diutarakanlah keputusan raja pada ketiga pangeran. Si Bungsu menolak melakukan pengembaraan mencari bekal ilmu karena ia kawatir pada kondisi sang ayah. Namun akhirnya ia setuju keputusan sang Ayah.
13. INT.- RUANG PUSAKA - PAGI. Tiga pangeran diberi pilihan untuk membawa bekal yang mereka inginkan sebagai pusaka dalam perjalanan.
14. EKS.- ISTANA - PAGI BERIKUTNYA. Raja melepas kepergiaan tiga anaknya untuk memulai pengembaraan mencari ilmu.
15. EKT.- ISTANA DISISI LAIN - PAGI. Tanpa sepengetahuan mereka, diam-diam Pathak Naga sang patih kerajaan yang ingin kekuasaan Raja jatuh di tangannya, mengikuti perjalanan tiga pangeran.
16. EKT.- JALANAN - SIANG. Tiga pangeran mengembara dengan menyamar sebagai rakyat biasa. Si Sulung dan Penengah mulai mengeluh dengan pengembaraan mereka yang melelahkan meskipun didampingi Jambul, abdi setia yang lucu dan selalu menghibur mereka.
17. EKT.- JALANAN DISISI LAIN - SIANG. Pathak Naga melihat kesempatan untuk mencelakai ketiga pangeran. Maka ia memanggil siluman untuk menggangu ketiga pangeran.
18. EKT.- JALANAN/ HUTAN - SORE. Ketiga pangeran di masing-masing tempat yang tengah berbagi tugas : si Bungsu mencari air untuk minum mereka, Penengah mencari buah untuk makanan mereka dan si Sulung menunggui barang-barang mereka.
19. EKT.- JALANAN/HUTAN - SORE. Si Bungsu diganggu oleh siluman cebol. Namun si Bungsu tak terpengaruh.
20. EKT.- JALANAN/HUTAN - SORE. Sulung mendapat gangguan serupa, ia dengan mudah diadu domba oleh Pathak Naga yang dibantu siluman.
21. EKT.- JALANAN/HUTAN - SORE. Penengah pun juga mendapat gangguan serupa, ia dengan mudah diadu domba oleh Pathak Naga yang dibantu siluman.
22. EKT.- JALANAN/HUTAN - MALAM. Sulung dan Panengah berunding, dan bersepakat untuk mencelakakan si Bungsu dan Jambul.
23. EKT.- JALANAN/HUTAN - PAGI. Ketiga pangeran melanjutkan pengembaraan. Sesampainya di tepi sebuah jurang, Sulung dan Panengah secara bersama-sama mendorong Bungsu dan Jambul hingga terperosok ke dalam jurang.
24. EKT.- JALANAN/HUTAN - SIANG. Sulung dan Panengah diperdaya oleh Pathak Naga dan siluman. Keduanya makan makanan yang telah diberi racun, hingga akhirnya keduanya mati.
25. EKT.- JALANAN/HUTAN - SORE. Pathak Naga dan siluman bergembira ria telah berhasil menyingkirkan ketiga pewaris tahta kerajaan. Segera kembali ke kerajaan.
26. EKT.- JURANG - SORE. Bungsu tersadar dari pingsan, disampingnya tergeletak Jambul, abdi setianya, dan berusaha bangun tetapi tidak kuat. Akhirnya pasrah menunggu sampai kekuatannya pulih kembali.
27. EKT.- JURANG/HUTAN - PAGI. Bungsu setelah kekuatannya pulih kembali, dengan susah- payah dengan dibantu Jambul berusaha naik keatas bukit. Sesampainya diatas bukit didapati mayat kedua kakaknya.
28. EKT.- JALANAN/HUTAN - SORE. Setelah merawat kedua mayat kakaknya, Bungsu dan abdi setia memutuskan untuk kembali ke kerajaan untuk melaporkan kematian kedua kakaknya.
29. INT.- ISTANA - PAGI. Raja sedang bersama permaisuri dan patih Pathak Naga, tiba-tiba Bungsu datang dan melaporkan kematian kedua kakaknya. Raja dan permaisuri sangat terkejut dan bersedih.
30. INT.- ISTANA DI SISI LAIN - PAGI. Pathak naga terkejut ternyata Bungsu belum berhasil dilenyapkan. Pathak Naga kemudian melancarkan strategi menghasut Raja dan Permaisuri. Raja termakan hasutan patih tetapi Permaisuri tidak. Raja sangat marah pada Bungsu. Pembelaan Permaisuri tak berhasil meredakan kemarahan Raja. Atas bujukan patih Pathak Naga pada Raja, Bungsu dijatuhi hukuman mati.
31. INT.- ISTANA - SIANG. Pangeran Bungsu dan Jambul diseret oleh prajurit kerajaan dimasukkan ke penjara.
Patih Pathak Naga melihat dengan penuh kemenangan,dan sinis.
32. INT.- RUMAH KEPATIHAN - SORE. Pathak Naga memberi perintah pada paman Pekathik dan orang-orang suruhannya, untuk melaksanakan hukuman pada nanti malam
33. INT.- PENJARA KERAJAAN - MALAM. Bungsu dan Jambul diseret keluar penjara oleh orang-orang suruhan Pathak Naga.
34. EKT.- ISTANA - MALAM. Bungsu dan Jambul digelandang oleh orang-orang suruhan Pathak Naga, dengan tangan terikat dan kepala tertutup karung. Sementara itu paman Pekathik mengikuti dari belakang.
35. EKT.- JALANAN/HUTAN - MALAM. Orang-orang suruhan Pathak Naga diminta kembali ke kerajaan oleh paman Pekathik. Setelah mereka pergi paman Pekathik membuka tutup kepala dan ikatan tangan pangeran Bungsu dan Jambul. Paman pekatik menyampaikan raya prihatin dan simpatinya pada pangeran Bungsu. Pekathik menjelaskan permasalahan yang sebenarnya terjadi pada Patih Pathak Naga. Pekathik menyatakan keinginannya untuk membantu Pangeran Bungsu, dan mengajak pangeran Bungsu untuk bersama-sama melarikan diri dari kerajaan. Pangeran Bungsu terharu dan mengangkat Pekathik sebagai orang tuan angkatnya dan pergi mengembara bersama.
36. INT.- ISTANA DISISI YANG LAIN - PAGI. Patih Pathak Naga menyebar fitnah terhadap raja dihadapan punggawa kerajaan dan para prajurit.
37. INT.- ISTANA - PAGI. Permaisuri bersedih, Raja berusaha menghibur tetapi tidak berhasil. Datang Pathak Naga tidak untuk menghibur tetapi sengaja menambah kesedihan Permaisuri dan Raja.
38. INT.- ISTANA – SIANG. Akhirnya raja menyadari telah mengikuti nasehat salah dari Patih Pathak Naga.
39. EKT.- ISTANA - SORE. Raja jadi ikut bersedih, ketika Pathak Naga dan orang-orang suruhannya yang menyamar sebagai prajurit, datang menghadap. Pathak Naga sengaja memanasi suasana. sehingga Raja marah kepadanya dan memerintahkan prajurit untuk menangkap Pathak Naga. Ternyata prajurit tidak menuruti perintahnya. Bahkan kemudian dengan licik Patak Naga memberi perintah pada prajurit untuk menangkap Raja dan Permaisuri. Raja dan Permaisuri diseret ke penjara.
40. EKT.- PERKAMPUNGAN - SIANG.(Montage shot) Orang-orang suruhan Pathak Naga yang menyamar sebagai prajurit, dengan sewenang-wenang memaksa penduduk untuk membayar upeti dan hasil panen kepada raja Pathak Naga.
41. EKT.- PERKAMPUNGAN DI SISI LAIN - SIANG.(Montage Shot) Orang-orang suruhannya yang menyamar sebagai prajurit, memaksa penduduk untuk melakukan kerja paksa.
42. EKT.- JALANAN/ HUTAN - SIANG.( Montage Shot) Pangeran Bungsu, Jambul dan Paman Pekathik selama dalam perjalanan pengembaraan membantu orang-orang kampung yang mengalami kesusahan.
43. EKT.- PESANGRAHAN/ PANTAI - SIANG. Tempat berteduh Pangeran Bungsu bersama Jambul dan paman Pekathik, sedang membuat anyaman bambu.
44. EKT.- PESANGRAHAN/ PANTAI - SIANG. Tiba- tiba datang orang-orang yang terengah-engah berlarian. Mereka adalah penduduk yang melarikan diri dari kerajaan Sendang Kamulyan. Akibat kekejaman Raja Pathak Naga. Dari Cerita mereka Pangeran Bungsu tahu kalau tahta kekuasaan telah jatuh ketangan Pathak Naga.
45. EKT.- HALAMAN ISTANA – SORE. Pathak Naga sedang pesta. Para pengiring Gamelan telah kecapaian mengiringi tarian. Pathak Naga memaksa untuk terus main. Tetapi para nayaga(penabuh gamelan) sudah tidak sanggup. Pathak Naga Marah, peralatan gamelan diporak porandakan. Beberapa peralatan gamelan ditendang Pathak Naga, hingga terlontar sangat jauh. Para nayaga lari tunggang langgang mencari selamat.
46. EKT.- PESANGGRAHAN/ PANTAI - SORE. Pangeran Bungsu Sedang merencanakan membuat tarian. Tiba-tiba beberapa benda jatuh dari udara, ternyata beberapa peralatan gamelan. Beberapa saat kemudian beberapa orang datang berlarian, mereka adalah para nayaga (penabuh gamelan) yang melarikan diri. Akhirnya mereka bergabung dengan Pangeran Bungsu, Jambul dan Paman Pekathik.
47. EKT.- PESANGGRAHAN/ PANTAI - MALAM. Pangeran Bungsu, Jambul dan para nayaga (penabuh gamelan) sedang berlatih tarian, paman Pekathik mengerjakan anyaman bambu menjadi bentuk seperti kuda.
48. EKT.- PESANGGRAHAN/ PANTAI - SIANG. Pangeran Bungsu, Jambul dan Paman Pekathik akhirnya mendapatkan bentuk tarian, yang kemudian dilatihkan bersama-sama pengikutnya.
49. INT.- ISTANA - PAGI. Raja Pathak naga menyampaikan keinginannya untuk memperluas daerah kekuasaan dari Kerajaan Tangganegara. Maka berangkatlah ia sendiri untuk menyerang Kerajaan Tangganegara.
50. INT.- ISTANA TANGGANEGARA - PAGI. Raja sedang mengadakan pertemuan dengan Punggawa kerajaan, datang Pathak Naga yang dengan sombong meminta Raja Tangganegara untuk tunduk dibawah kekuasaanya. Tentu saja raja Tangganegara menolak.
51. EKT.- ISTANA TANGGANEGARA - SIANG. Pathak Naga mengamuk, membuat kekacauan. Seluruh punggawa kerajaan tak ada yang mampu menandingi kesaktiannya. Akhirnya Pathak Naga berhasil menguasai kerajaan Tangganegara.
52. EKS.- ISTANA TANGGANEGARA - SIANG. Raja Tangganegara denganPutri Palupi, putrinya yang sangat disayangi melarikan diri.
53. EKT.- PESANGGRAHAN/ HUTAN - SORE. Beberapa orang sedang berlatih menari dan beladiri. Pangeran Bungsu mengutarakan keinginannya untuk mengamen keliling kampung pada Jambul dan paman Pekathik.
54. EKT.- PESANGGRAHAN/ HUTAN - MALAM. Pangeran Bungsu dan Paman Pekathik mengatur rencana penyusupan ke istana Sendang Kamulyan dengan penyamaran.
55. EKT.- PERKAMPUNGAN - SIANG.(Montage Shot) Rombongan tari pangeran Bungsu mulai berkeliling ngamen dari kampung- kekampung, dan mendapatkan sambutan yang meriah dari warga setiap desa yang didatangi.
56. EKT.- PERKAMPUNGAN DISISI YANG LAIN - SIANG. Raja dan Putri Palupi tertarik menonton terian yang dingamenkan rombongan Pangeran Bungsu, Jambul dan Paman Pekathik.
57. EKT.- PERKAMPUNGAN DISISI YANG LAIN - SIANG. Saat beristirahat Raja dan Putri Palupi berkenalan dengan Pangeran Bungsu. Setelah akrab Putri bercerita tentang kerajaannya yang direbut Pathak Naga.
58. EKT.- PERKAMPUNGAN DISISI YANG LAIN - SIANG.(Montage Shot) Rombongan pengamen pangeran Bungsu bertarung melawan gerombolan yang membuat kerusuhan di perkampungan. Anggota gerombolan yang kalah bergabung dengan rombongan pengamen.
59. EKT.- PERKAMPUNGAN DISISI YANG LAIN - MALAM. Pangeran Bungsu, Jambul dan Paman Pekathik mengatur rencana penyusupan ke istana Sendang Kamulyan dengan penyamaran.
60. INT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Raja dan Permaisuri nampak sangat menderita di dalam penjara. Raja terserang penyakit sesak napas ketika prajurit datang. Tetapi prajurit tidak menolongnya.
61. EKT.- DEPAN GERBANG ISTANA - SIANG. Geger dengan kedatangan rombongan ngamen Pangeran Bungsu, orang-orang berdatangan untuk menonton tarian baru Kuda Kepang.
62. INT.- ISTANA - SIANG.(Paralel cut to) Pathak Naga mendengar ada keramaian di luar istana, menanyakan pada anak buahnya apa yang terjadi. Menyuruh anak buahnya untuk memanggil rombongan pengamen.
63. EKT.- DEPAN ISTANA - SIANG. Rombongan Kuda Kepang mengadakan pertunjukan, banyak yang menonton. Pangeran Bungsu dan paman Pekathik menyamar menari memakai topeng lucu Penthul dan Tembem.
64. INT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Raja dan Permaisuri terkejut mendengar suara cemethi. Mereka jadi teringat sesuatu.INT.- RUANG PUSAKA - PAGI. Para pangeran memilih pusaka sebagai bekal perjalanan pengembaraan mereka. Masing-masing pangeran mendapat sebuah cincin sebagai tanda putra kerajaan, dan memilih satu pusaka kerajaan. Terlihat Pangeran Bungsu memilih cemethi. (Flash Over)
65. INT.- ISTANA DI SISI LAIN - SIANG. Seseorang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke dalam istana, menuju arah penjara.
66. INT.- PENJARA KERAJAAN DI SISI LAIN - SIANG. Permaisuri terkejut melihat seseorang yang datang. Melihat cincin di jari tangan orang yang datang, dan cemethi yang dibawanya, Permaisuri teringat seseorang.INT.- ISTANA - PAGI. Raja sangat marah pada Bungsu. Pembelaan Permaisuri tak berhasil meredakan kemarahan Raja dan memerintahkan agar supaya Bungsu dijatuhi mati.(Flash Over).INT.- PENJARA KERAJAAN DI SISI LAIN - SIANG. Permaisuri teringat pada pangeran Bungsu, dan terpekik.
67. INT.- ISTANA DI SISI LAIN - SIANG. Seorang prajurit anak buah Pathak Naga melihat penyusup di dekat penjara, dan menghardiknya.
68. EKT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Terjadi pertarungan antara penyusup dan prajurit anak buah Pathak Naga. Prajurit yang lain berdatangan dan mengeroyok penyusup. Terjadi kekacauan. Semua prajurit tak mampu menandingi kesaktian penyusup.
69. EKT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Pertemuan Pangeran Bungsu dengan kedua orang tuanya yang masih di dalam penjara. Ayahnda Raja menyampaikan rahasia kekuatan Pathak Naga.
70. INT.- ISTANA – SIANG. Pathak Naga mendapat laporan adanya kekacauan di depan penjara marah, langsung turun tangan sendiri. Pertunjukan Tari Kuda Kepang bubar, para penari turut bertarung melawan anak buah Pathak Naga.
71. EKT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Pathak Naga bertarung melawan Pangeran Bungsu. Pathak Naga menjelma menjadi Barongan sakti. Tetapi dapat dikalahkan oleh Pangeran Bungsu berkat kesaktian Cemethi pusaka.
72. INT.- PENJARA KERAJAAN - SIANG. Pangeran Bungsu membebaskan kedua orang tuanya dari penjara.
73. INT.- ISTANA – SIANG. Pertemuan Raja, Permaisuri dan Pangeran Bungsu. Raja mengungkapkan penyesalannya atas kesalahannya terhadap Pangeran Bungsu. Mengangkat Pangeran Bungsu kelak sebagai pengganti tahta kerajaan dan mengangkat Paman Pekathik sebagai Patih Kerajaan yang baru.
74. INT.- ISTANA TANGGANEGARA – PAGI. Pangeran Bungsu bersama paman Pekathik mengantarkan Putri Palupi dan Raja Tangganegara kembali ke kerajaan dengan sukacita.
75. INT.- ISTANA TANGGANEGARA – PAGI. Pesta di Kerajaan Tangganegara berlangsung meriah dengan pertunjukan kuda kepang, bersama Penthul-Tembem yang yang lucu, ditambah dengan Barongan jelmaan Pathak Naga.

SINOPSIS 4

Sinopsis
Kisah Barongan dan Ebeg*
(*Kuda Kepang dari Kebumen)
Oleh: Pekik Sasinilo

Tersebutlah seorang putra Raja dari kerajaan Kejawang, namanya Pangeran Cundhaka yang bijaksana dan berhati mulia, dia memiliki dua orang kakak yaitu Pangeran Culika dan Pangeran Cubriya, yang mempunyai sifat tidak terpuji, jahat, dengki dan mudah dipengaruhi. Pangeran Cundhaka selalu mendapat perlakuan jahat dan semena-mena dari kedua kakaknya.
Raja yang sudah tua, membicarakan masalah tahta kerajaan dengan ketiga putranya, untuk menyiapkan siapa yang akan menjadi penggantinya. Pangeran Culika dan pangeran Cubriya dengan sombongnya menyatakan siap menerima tugas sebagai raja seandainya Ayahndanya menyerahkan tahta kerajaan kepadanya. Sedangkan Pangeran Cundhaka mempersilahkan ayahnda Raja untuk memilih saja sebagai pengganti tahta salah satu dari kedua kakaknya. Tentu saja kedua kakaknya menyetujui usul tersebut. Akan tetapi sebagai seorang Ayah dan juga raja yang bijaksana tidak dapat menerima begitu saja usulan Pangeran Cundhaka.
Akhirnya Raja memutuskan akan membagi kekayaan kerajaan menjadi tiga secara merata. Raja mensyaratkan semua pangeran harus mempuyai permaisuri terlebih dahulu. Untuk itu ketiga pangeran dipersilahkan untuk mengembara mencari calon permaisuri.
Sebelum berangkat mengembara masing-masing pangeran menerima cincin tanda putra kerajaan. Raja juga mempersilakan ketiga pangeran untuk memilih tiga macam bekal pusaka kerajaan yang telah disiapkan dan berpesan agar mereka selalu bersama-sama, rukun dan saling tolong menolong. Pangeran Culika memilih Keris pusaka, Pangeran Cubriya memilih Tombak dan Pangeran Cundhaka memilih Cemethi pusaka.
Akan tetapi tanpa sepengetahuan Raja perjalanan ketiga Pangeran tersebut ternyata diikuti oleh seorang Punggawa kerajaan yang licik dan memiliki niat jahat, ingin menguasai kerajaan, Patih Pathak Simo namanya. Punggawa kerajaan tersebut kemudian menghasut, dan mengadu domba ketiga pangeran saat mengembara. Pangeran Cundhaka tidak tergoda hasutan dari licik Pathak Simo, tetapi kedua kakaknya termakan oleh hasutan licik Pathak Simo. Pangeran Culika dan Pangeran Cubriya sepakat bersatu untuk mencelakakan Pangeran Cundhaka.
Setelah Pangeran Cundhaka berhasil dilenyapkan, Pathak Simo juga mengadu domba kedua Pangeran. Sehingga akhirnya kedua pangeran tadi saling mencelakai dan keduanya mati. Tinggalah Pathak Simo yang merasa gembira, telah berhasil menyingkirkan ketiga calon pewaris tahta kerajaan Kejawang. Berarti ambisinya untuk menguasai kerajaan, jadi raja akan segera terlaksana.
Sementara itu Pangeran Cundhaka yang dicilakai kedua kakaknya dengan dijerumuskan ke jurang ternyata belum mati. Dengan susah payah akhirnya berhasil menyelamatkan diri dari dalam jurang. Diatas bukit didapati kedua kakaknya telah mati. Maka dengan sedih hati kembali ke Kerajaan untuk melaporkan kematian kedua kakaknya kepada baginda Raja.
Mendengar laporan dari Pangeran Cundhaka, pada awalnya Sang Raja sangat sedih. Akan tetapi kemudian mendapat hasutan dari punggawa yang licik Pathak Simo, maka timbul marah yang luar biasa kepada Pangeran Cundhaka, yang disangkanya telah dengan sengaja mencelakai kedua kakaknya demi menguasai kerajaan. Pembelaan Pangeran Cundhaka sia-sia, tidak juga meredakan kemarahan. Raja kemudian menjatuhkan hukuman mati pada Pangeran Cundhaka. Untuk pelaksana dan tempat pelaksanaan hukuman diserahkan pada Punggawa Pathak Simo. Raja berpesan agar pelaksanaan hukuman tidak di dalam wilayah kerajaan. Beliau tak rela tanah kerajaan dikotori darah manusia jahat macam Pangeran Cundhaka.
Ternyata Punggawa Pathak Simo adalah seorang pengecut, ia tidak melaksanakan sendiri perintah raja, tetapi pelaksanaannya diserahkan kepada abdi dalem Paman Pekathik yang sebenarnya sangat sayang dengan Pangeran Cundhaka. Hal tersebut tidak diketahui oleh Punggawa licik Pathak Simo. Oleh Paman Pekathik, hukuman mati tidak jadi dilaksanakan, bahkan abdi setia itu akhirnya menemani Pangeran Bungsu mengembara.
Sepeninggalan ketiga putranya, Raja selalu bersedih, sehingga tidak memikirkan keselamatan dirinya dan juga kerajaannya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Punggawa licik Pathak Simo untuk merebut kekuasaan kerajaan. Raja yang merana itu di kudeta dan dijebloskan ke penjara. Punggawa licik Pathak Simo memerintah kerajaan dengan sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaannya tanpa batas, setiap keinginannya harus dituruti, serakah dan kejam.
Dalam pengembaraannya Pangeran Cundhaka telah mendengar kabar terjadinya perebutan kekuasan di kerajaan Ayahndanya, dan keangkaramurkaan yang dilakukan oleh Pathak Simo. Kemudian atas nasehat dari abdi setia Paman Pekathik yang sakti, pada pengembaraanya disarankan untuk menyamar sebagai pengamen. Paman Pekathik mendapat gagasan untuk membuat sebuah tarian dengan menunggang kuda yang terbuat dari anyaman bambu yang kemudian dikenal dengan nama Ebeg.
Tarian Ebeg Pangeran Cundhaka mendapat sambutan yang baik dari warga masyarakat. Bahkan kemudian banyak diantaranya yang masuk menjadi anggota, mengikuti rombongan ngamen Ebeg. Karena ternyata tidak hanya sekedar belajar tari Ebeg, tetapi juga belajar ilmu beladiri dan kesaktian. Sehingga rombongan ngamen Ebeg Pangeran Cundhaka bukan rombongan Ebeg biasa, tetapi rombongan Ebeg sakti. Tujuan dari Pangeran Cundhaka adalah untuk memerangi kejahatan dan keangkaramurkaan yang terjadi di Kerajaannya.
Ketika ngamen tarian Ebeg sampai ke kerajaan Kajoran, putri Kerajaan Roro Pawestri sangat terkesan dengan tarian tersebut. Bahkan diam-diam jatuh hati pada salah seorang penarinya, yang tak lain adalah Pangeran Cundhaka. Roro Pawestri tidak tahu kalau Pangeran Cundhaka sebenarnya juga tertarik dengannya, hanya saja pangeran Cundhaka takut menyatakanya karena ia hanyalah seorang pengamen.
Setelah menjadi raja Pathak Simo berkeinginan untuk mencari permaisuri. Maka dilamarnya Roro Pawestri dari kerajaan Kajoran. Akan tetapi Roro Pawestri menolak lamaran tersebut. Penolakan membuat Raja Pathak Simo marah, dan menjelma menjadi Barongan yang kemudian mengacaukan kerajaan Kajoran. Maka terjadilah kekacauan yang dahsyat di kerajaan Kajoran. Karena kesaktiannya Raja Pathak Simo berhasil menculik Roro Pawestri.
Raja kerajaan Kajoran, Ayahnda Roro Pawestri sangat sedih, Putri kersayangannya hilang diculik raja licik Pathak Simo yang kejam. Untuk menyelamatka Roro Pawestri, Raja kerajaan Kajoran mengadakan sayembara, ”Bagi siapa saja yang dapat mengalahkan Raja Pathak Simo dan berhasil mengenbalikan Roro Pawestri ke kerajaan Kajoran , kalau perempuan akan menjadi putri angkat kerajaan dan bila laki-laki akan diangkat menjadi menjadi menantu, dan kepadanya tahta Kerajaan akan diserahkan.”
Demi mendengar adanya sayembara yang diadakan oleh Raja kerajaan Kajoran, maka Pangeran Cundhaka berniat untuk mengikutinya. Kemudian dengan dibantu Paman Pekathik, disusunlah suatu setrategi untuk menyusup ke Kerajaan Kejawang. Agar tidak diketahui jati dirinya, maka dilakukan dengan ngamen Ebeg dengan dua orang penari topeng lucu, Penthul dan Tembem, dan sebuah Barongan tiruan untuk menyindir jelmaan Pathak Simo saat marah.
Dengan menjalankan strategi tersebut, Pangeran Cundhaka berhasil memasuki kerajaan, dan dapat mengetahui keberadaan Roro Pawestri, dan Ayahndanya yang menderita di dalam penjara. Maka terjadilah pertempuran dahsyat, untuk menolong Ayahndanya dan sang Roro Pawestri. Pangeran Cundhaka bersenjatakan cemethi sakti, dan mengerahkan pasukan Kuda Kepang saktinya. Barongan tiruan bertarung melawan Barongan jelmaan dari Pathak Simo. Akhirnya Barongan jelmaan Pathak Simo kalah, dan merasuk ke tubuh Barongan tiruan, hingga selamanya menjadi pengikut setia rombongan Ebeg sakti.
Pangeran Cundhaka berhasil membebaskan Ayahda Raja dan Roro Pawestri. Ayahnda Raja terharu menyadari kesalahanya, ternyata telah keliru menuduh Pangeran Cundhaka. Ayahnda Raja juga sangat berbahagia telah menemukan calon pengganti raja yang gagah perkasa dan dicintai rakyatnya. Sesuai dengan janji Raja Kajoran, maka Pangeran Cundhaka dikawinkan dengan Roro Pawestri.

Selasa, 20 April 2010

ADA DIANTARA MEREKA


Aku ada diantara mereka,
yang berjajar di depan lahan persemaian,
bagi para tunas muda, rebung bangsa negri ini.

Senin, 19 April 2010

SINOPSIS 3

FTV Legenda 3

Kisah Pangeran Bungsu dan Kuda Kepang

Oleh: Pekik Sasinilo

Seorang Raja yang bijaksana di kerajaan Sendang Kemulyan, memiliki tiga orang putra yaitu Pangeran Sulung,Pangeran Penengah dan Pangeran Bungsu. Dari ketiga Pangeran tersebut hanya Pangeran Bungsu yang berhati mulia.Sedangkan kakak-kakanya mempunyai sifat yang tidak terpuji, jahat,dengki dan mudah dipengaruhi.

Pada suatu hari Raja memanggil ketiga putranya untuk membicarakan masalah tahta kerajaan, mengingat beliau sudah tua, dan harus menyiapkan siapa yang akan menjadi penggantinya nanti. Pangeran Sulung dan pangeran Penengah menyatakan siap menerima tugas sebagai raja seandainya Ayahndanya menyerahkan tahta kerajaan kepadanya. Pangeran Bungsu mempersilahkan ayahnda Raja untuk memilih saja sebagai pengganti tahta ayahndanya adalah salah satu Pangeran Sulung atau Pangeran Penengah. Tentu saja kedua kakaknya menyetujui usul tersebut. Akan tetapi sebagai seorang Ayah dan juga raja yang bijaksana tidak dapat menerima begitu saja usulan Pangeran Bungsu.

Raja memiliki pertimbangan tertentu. Akhirnya Raja memutuskan akan membagi kekayaan kerajaan menjadi tiga secara merata, akan tetapi untuk menetapkan siapa yang akan menggantikannya, Raja mensyaratkan seorang raja harus mempuyai permaisuri. Untuk itu ketiga pangeran dipersilahkan untuk mengembara mencari calon permaisuri terlebih dahulu.

Sebelum ketiga pangeran berangkat mengembara Ayahnda Raja mempersilahkan ketiga pangeran untuk memilih tiga macam bekal yang telah disiapkan. Pangeran Sulung memilih Keris pusaka, Pangeran Penengah memilih emas permata dan Pangeran Bungsu memilih Cemethi pusaka. Ayahnda Raja juga berpesan agar selalu bersama-sama,menjaga kerukunan, saling tolong menolong.Yang tua melindungi yang muda, sebaliknya yang muda selalu menghormati yang tua.

Akan tetapi tanpa sepengetahuan Raja ternyata perjalanan ketiga Pangeran tersebut diikuti oleh seorang Punggawa kerajaan yang licik dan memiliki niat jahat, ingin menguasai kerajaan, Patih Pathak Naga namanya. Punggawa kerajaan tersebut kemudian menghasut, dan mengadu domba ketiga pangeran saat mengembara. Pangeran Bungsu tidak tergoda hasutan licik Pathak Naga, tetapi kedua kakaknya termakan oleh hasutan licik Pathak Naga. Pangeran Penengah dan Pangeran Sulung sepakat bersatu untuk mencelakakan Pangeran Bungsu.

Setelah Pangeran Bungsu berhasil dilenyapkan dengan dijerumuskan ke dalam jurang, oleh Pathak Naga kedua Pangeran juga diadu domba. Sehingga akhirnya kedua pangeran tadi saling mencelakai dan keduanya mati. Tinggalah Pathak Naga yang merasa gembira, telah berhasil menyingkirkan ketiga calon pewaris tahta kerajaan Sendang Kemulyan. Berarti ambisinya untuk menguasai kerajaan,jadi raja akan segera terlaksana.

Sementara itu Pangeran Bungsu yang dicelakai kedua kakaknya dengan dijerumuskan ke jurang ternyata belum mati. Dengan susah payah akhirnya berhasil menyelamatkan diri dari dalam jurang.Diatas bukit didapati kedua kakaknya telah mati. Maka dengan sedih hati kembali ke Kerajaan untuk melaporkan kematian kedua kakaknya kepada ayahnda.

Mendengar laporan dari Pangeran Bungsu Sang Raja tidak saja sangat Sedih. Akan tetapi kemudian juga timbul marah yang luar biasa kepada Pangeran Bungsu, yang disangkanya telah dengan sengaja mencelakai kedua kakaknya demi menguasai kerajaan. Pembelaan Pangeran Bungsu sia-sia, tidak juga meredakan kemarahan sang Raja. Apalagi tuduhan Raja dikuatkan dengan hasutan punggawa yang licik Pathak Naga. Raja kemudian menjatuhkan hukuman mati pada Pangeran Bungsu. Untuk pelaksana dan tempat pelaksanaan hukuman diserahkan pada Punggawa Pathak Naga. Raja berpesan agar pelaksanaan hukuman jangan di dalam wilayah kerajaan. Beliau tak rela tanah kerajaan dikotori darah manusia jahat macam Pangeran Bungsu.

Ternyata Punggawa Pathak Naga tidak melaksanakan sendiri perintah raja, tetapi pelaksanaan hukuman diserahkan kepada abdi dalem Paman Pekathik yang sebenarnya sangat sayang dengan Pangeran Bungsu. Hal tersebut tidak diketahui oleh Punggawa licik Pathak Naga. Dan oleh Paman Pekathik, hukuman mati tidak jadi dilaksanakan, bahkan abdi setia itu akhirnya menemani Pangeran Bungsu mengembara.

Sepeninggalan ketiga putranya, Raja selalu bersedih, sehingga tidak memikirkan keselamatan dirinya dan juga kerajaannya. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Punggawa licik Pathak Naga untuk merebut kekuasaan kerajaan. Raja yang merana itu di kudeta dan dijebloskan ke penjara.

Punggawa licik Pathak Naga memerintah kerajaan dengan sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaannya tanpa batas, setiap keinginannya harus dituruti, serakah dan kejam. Setelah menjadi raja Pathak Naga berkeinginan untuk mencari permaisuri. Maka dilamarnya Putri Nanjelita dari kerajaan Tangganegara. Akan tetapi Putri Nanjelita menolak lamaran tersebut. Penolakan membuat Raja Pathak Naga marah, dan menjelma menjadi barongan yang kemudian menyerang kerajaan Tangganegara. Maka terjadilah kekacauan yang dahsyat di kerajaan Tangganegara. Karena kesaktiannya Raja Pathak Naga berhasil menculik Putri Nanjelita.

Raja kerajaan Tangganegara, Ayahnda Putri Nanjelita sangat sedih, Putri kersayangannya hilang diculik raja licik Pathak Naga yang kejam. Untuk menyelamatkan Putri Nanjelita, Raja kerajaan Tangganegara mengadakan sayembara,”Bagi siapa saja yang dapat mengalahkan Raja Pathak Naga dan berhasil mengenbalikan Putri Nanjelita ke kerajaan Tangganegara , kalau perempuan akan menjadi putri angkat kerajaan dan bila laki-laki akan diangkat menjadi menjadi menantu, dan kepadanya tahta Kerajaan akan diserahkan.”

Dalam pengembaraannya Pangeran Bungsu telah mendengar kabar terjadinya perebutan kekuasan di kerajaan Ayahndanya,dan keangkaramurkaan yang dilakukan oleh Pathak Naga. Kemudian atas nasehat dari abdi setia Paman Pekathik yang sakti, pada pengembaraanya disarankan untuk menyamar sebagai pengamen. Paman Pekathik mendapat gagasan untuk membuat sebuah tarian dengan menunggang kuda yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang, yang kemudian dikenal dengan nama Kuda Kepang.

Ketika ngamen dengan tarian Kuda Kepang ini, Pangeran Bungsu mendapat sambutan yang baik dari warga masyarakat. Bahkan kemudian banyak diantaranya yang masuk menjadi anggota, mengikuti rombongan ngamen Kuda Kepang. Karena ternyata tidak hanya sekedar belajar tari Kuda Kepang, tetapi juga belajar ilmu beladiri dan kesaktian. Sehingga rombongan ngamen Kuda Kepang Pangeran Bungsu bukan rombongan Kuda Kepang biasa, tetapi rombongan Kuda Kepang sakti. Tujuan dari Pangeran Bungsu adalah untuk memerangi kejahatan dan keangkaramurkaan yang terjadi di Kerajaannya.

Demi mendengar adanya sayembara yang diadakan oleh Raja kerajaan Tangganegara, maka Pangeran Bungsu berniat untuk mengikutinya. Kemudian dengan dibantu Paman Pekathik, disusunlah suatu setrategi untuk menyusup ke Kerajaan Sendang Kemulyan. Agar tidak diketahui jati dirinya, maka dilakukan dengan ngamen Kuda Kepang, yang ditambah dua orang penari topeng lucu, Penthul dan Tembem.

Dengan menjalankan strategi tersebut, Pangeran Bungsu berhasil memasuki kerajaan, dan dapat mengetahui keberadaan Putri Nanjelita, dan Ayahndanya yang menderita di dalam penjara. Maka terjadilah pertempuran dahsyat, untuk menolong Ayahndanya dan sang Putri Nanjelita. Pangeran Bungsu bersenjatakan cemethi sakti, dan mengerahkan pasukan Kuda Kepang saktinya, bertarung melawan Barongan jelmaan dari Pathak Naga. Akhirnya Barongan jelmaan Pathak Naga kalah, tidak dapat berubah wujud menjadi manusia lagi, dan menjadi pengikut setia rombongan Kuda Kepang sakti.

Pangeran Bungsu berhasil membebaskan Ayahda Raja dan Putri Nanjelita. Ayahnda Raja terharu menyadari kesalahanya, ternyata telah keliru menuduh Pangeran Bungsu. Ayahnda Raja juga sangat berbahagia telah menemukan calon pengganti raja yang gagah perkasa dan dicintai rakyatnya. Sesuai dengan janji Raja Tangganegara, maka Pangeran Bungsu dikawin kan dengan Putri Nanjelita.

SINOPSIS 2

FTV LEGENDA 2

MUSTIKA SARANG BURUNG

Oleh : Pekik Sasinilo

Di desa Banyuredi hiduplah seorang pemuda pengembara yang sangat sengsara namanya Jaka Gigih, ia menderita penyakit kulit yang sangat parah disekujur tubuhnya. Banyak warga sekitar yang tidak senang kepadanya. Mereka berusaha menghindar atau menjauhi apabila berpapasan dengannya, bahkan mengolok-olok atau berusaha mencelakianya. Meskipun sebenarnya ia adalah pemuda yang baik hati dan suka menolong.

Pada suatu hari seorang pemuda Berandalan dengan anak buahnya tengah mempermainkan seekor burung kecil dan lemah yang berhasil mereka tangkap. Melihat hal tersebut Jaka Gigih berusaha memperingatkan. Tetapi pemuda Berandalan tidak terima, Jaka Gigih malah menjadi sasaran ejekan dan dikeroyok. Setelah puas menghina dan menyiksa burung dan Jaka Gigih, gerombolan Berandalan meninggalkan kobannya yang dalam keadaan kesakitan. Jaka Gigih berhasil menyelamatkan burung kecil dan lemah.

Ternyata burung kecil tersebut adalah Ratu Lawet dari Istana Lawet Negeri Karang yang kalah bertarung dengan Penyihir Jahat guru dari para pemuda Berandalan, Penyihir Jahat ingin merebut Mustika Sarang Burung dari Istana Lawet Negeri Karang.

Ratu Lawet dari Istana Lawet Negeri Karang sangat berterima kasih pada Jaka Gigih yang telah berusaha menolongnya. Meskipun Jaka Gigih juga menjadi ikut menderita karenanya. Sebagai ungkapan terima kasih Ratu Lawet menunjukkan seorang Tabib Sakti yang dapat menyembuhkan penyakit Jaka Gigih. Serta memberi setangkai Daun Cemara Pusaka untuk memanggil Ratu Lawet, pada saat Jaka Gigih mengalami kesulitan dan membutuhkan pertolongannya. Jaka Gigih kemudian menggembara mencari Tabib Sakti yang ditunjukkan oleh Ratu Lawet.

Sementara itu berdasarkan pesan dari Penyihir Jahat, guru dari Berandalan , sumber air atau mata air merupakan ancaman bagi kesaktian yang dimilikinya. Karena air dari mata air akan dapat melunturkan kesaktiannya, oleh karena itu semua mata air yang ada harus ditutup. Warga menentang keinginan Berandalan, yang akan menutup setiap sumber air yang ada di desa Banyuredi. Mendapat perlawanan dari warga, Berandalan mengamuk. Sehingga Banyuredi terjadi kekacauan yang dahsyat, akibat dari Berandalan, yang menteror warga desa dengan segala bentuk siluman atau monster.

Warga desa Banyuredi mengalami krisis air, karena banyak sumber –sumber air yang ditutup. Mereka kekurangan air, minum air hujan dan menjadi mengalami sakit-sakit. Tentu saja kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Penyihir Jahat dan anak buahnya untuk menguasai desa Banyuredi dan menarik keuntungan yang sebesar-besarnya dari warga desa.

Jaka Gigih berhasil bertemu dengan Tabib Sakti yang memiliki seorang putri cantik namanya Putri Nanjelita . Selama berada di tempat Tabib sakti dan mendapatkan perawatan penyembuhan, Putri Nanjelita terpikat dengan kejujuran dan kebaikan hati Jaka Gigih. Meskipun mendapatkan olok-olokan dari teman-teman sesama gadis di desanya, karena Jaka Gigih yang berpenyakit kulit dan menjijikkkan. Hal tersebut tidak menyurutkan rasa cinta Putri Nanjelita pada Jaka Gigih. Putri Nanjelita dan Jaka Gigih akhirnya saling jatuh cinta .

Tabib membutuhkan Mustika Sarang Burung milik Ratu Lawet, untuk membuat ramuan ajaib yang dapat menyembuhkan Jaka Gigih secara total. Akan tetapi Mustika Sarang Burung tersebut tersimpan di gua Istana Lawet Negeri Karang yang pada saat itu dikuasai oleh siluman Naga Laut, yang juga anak buah dari Penyihir Jahat, dan diberi tugas untuk menyerang gua Istana Lawet Negeri Karang untuk mencuri Mustika Sarang Burung. Akan tetapi belum berhasil mendapatkanya, karena Mustika Sarang Burung hanya dapat diambil oleh seorang yang jujur dan baik hati.

Atas petunjuk dari Ratu Lawet, Jaka Gigih berangkat menuju ke Istana Lawet Negeri Karang untuk mendapatkan Mustika Sarang Burung, dan bertemu dengan Siluman Naga Laut. Di sana terjadi pertempuran dahsyat antara keduanya. Akan tetapi Jaka Gigih belum berhasil mengalahkan Siluman Naga Laut. Bahkan Siluman Naga Laut menjadi mengamuk dan memporakporandakan desa sekitar Istana Lawet. Siluman Naga Laut akan dengan mudah dapat dikalahkan kalau Penyihir Jahat sudah binasa.

Atas bantuan dari Ratu Lawet , Jaka Gigih dapat mengetahui kelemahan dari kesaktian Penyihir Jahat. Sehingga pada saat terjadi pertempuran lagi Jaka Gigih dapat mengalahkan Penyihir Jahat dan juga Siluman Naga Laut. Jaka Gigih berhasil membebaskan Istana Lawet Negeri Karang dari kekuasaan Siluman Naga Laut. Begitu Penyihir Jahat binasa, maka pengaruh sihir pada Ratu Lawet musnah, maka Ratu Lawet menjelma menjadi manusia biasa. Ratu Lawet yang sebenarnya adalah istri dari Tabib Sakti. Sebagai balasan atas pertolongan Jaka Gigih, Ratu Lawet menghadiahkan Mustika Sarang Burung pada Jaka Gigih yang kemudian diserahkan pada Tabib Sakti sebagai bahan untuk membuat Ramuan Ajaib.

Berkat Ramuan Ajaib yang dibuat oleh Tabib Sakti, Jaka Gigih berhasil disembuhkan dan menjelma menjadi pemuda tampan yang gagah perkasa. Ternyata Jaka Gigih adalah seorang pangeran dari kerajaan Sendang Kamulyan, yang karena mendapat kutukan dari Penyihir Jahat jadi menderita sakit kulit dan menyingkir dari kerajaan.

Akhirnya Jaka Gigih resmi melamar Putri Nanjelita untuk menjadi istrinya. Dan bersama-sama kembali ke istana Sendang Kamulyan dengan suka cita.

SINOPSIS 1

FTV LEGENDA 1

Pangeran Angkuh dan Burung Puyuh

Oleh Pekik Sasinilo

Di Kadipaten Bumireja hiduplah seorang Adipati yang sangat bijaksana.Akan tetapi beliau dikaruniai putra seorang pangeran yang sangat nakal, sombong, kejam dan angkuh, yang bernama Raden Tanpoguno. Karena kenakalannya itu sampai-sampai sang Adipati merasa kewalahan dalam mengatasi kelakuan putranya.

Untuk memberi bekal ilmu oleh sang Adipati, putranya dititipkan pada seorang guru yang tidak saja sakti memiliki ilmu yang sangat tinggi, tetapi juga sangat bijaksana. Sebenarnya Raden Tanpoguno memiliki kemampuan menerima ilmu yang luar biasa. Setiap ilmu yang diajarkan kepadanya dengan cepat dapat dikuasai. Sehingga ilmu yang dimiliki sang Guru hampir semua telah dikuasinya. Akan tetapi Raden Tanpoguno, sebagai seorang ksatria tidak memiliki sifat-sifat yang terpuji. Hampir setiap hari di Padepokan tempatnya menuntut ilmu selalu saja membuat masalah, yang menjadikan sesama murid di Padepokan menderita dan terhina. Kebiasaan tidak baik dari Raden Tanpoguno yang lain adalah selalu berbuat curang disetiap kesempatan.

Bahkan hanya karena Sang Guru tidak mau menuruti kemauannya untuk menurunkan ilmu yang diinginkan, sang Guru dijebloskan kedalam penjara. Adapun ilmu yang Raden Tanpoguno inginkan dari sang Guru adalah ilmu untuk dapat berbicara dengan semua makhluk didunia, seperti yang dimiliki sang Guru. Mengapa sang Guru tidak mau menurunkan ilmu tersebut kepada Raden Tanpoguno, tidak lain karena sang Guru khawatir, dengan kenakalan,serta keangkuhannya akan menyalahgunakan ilmu tersebut untuk berbuat kejahatan

Raden Tanpoguno mempunyai kegemaran mengkoleksi berbagai jenis binatang. Akan tetapi sebenarnya Raden Tanpoguno tidak memiliki rasa sayang dan cinta pada binatang. Beberapa diantara binatang-binatang tersebut bahkan disiksa hanya untuk memenuhi kesenangannya saja. Sehingga banyak binatang piaraannya yang terlantar dan mati merana. Akan tetapi ketika hal tersebut diingatkan oleh pembantunya yang bernama Paman Bugel, Raden Tanpoguno justru menjadi marah, dan menunjukkan kesombongannya,

Pada suatu hari Raden Tanpoguno mengikuti taruhan sabung ayam. Akan tetapi ayam Raden Tanpoguno mengalami kekalahan, maka Raden Tanpoguno yang berhati jahat, sombong dan angkuh tidak mau menerima kekalahan. Tidak terima. Akibatnya ayam jagonya sendiri kemudian disiksa sampai mati, juga ayam yang mengalahkan ayamnya juga tidak luput menjadi sasaran amukan dan penyiksaannya. Tentu saja pemilik ayam tidak rela menerima perlakuan tersebut, maka terjadilah pertempuran hebat. Namun berkat kesaktiannya, akhirnya dengan penuh kesombongan Raden Tanpoguno dapat mengalahkan lawannya.

Raden Tanpoguno menyampaikan keinginannya untuk membangun pesanggrahan di puncak sebuah bukit, dan dengan berat hati sang Adipati mengabulkan permintaan putranya.Maka dengan mengandalkan kekuasaannya, Raden Tanpoguno mulai melakukan pengusiran dan penggusuran dengan kejam pada warga disekitar tempat yang direncanakan untuk pesanggrahan. Banyak penduduk sekitar bukit yang menderita karenanya.

Pada suatu saat Raden Tanpoguno berniat berburu binatang untuk menambah koleksi piaraannya, dan sekaligus meninjau bukit yang akan dibangun pesanggrahan. Sebelum berangkat, sang Adipati telah berpesan untuk selalu berhati-hati,tidak berbuat semena-mena apalagi menyiksa dan membunuh binatang. Maka berangkatlah Raden Tanpoguno dengan diiringi pembantunya Paman Bugel.

Meskipun telah berkelana mengelilingi bukit hingga menjelang senja, namun tidak satu hewan buruanpun yang didapat. Raden Tanpoguno mulai kesal, haus dan lapar.Ketika sedang istirahat terlihat olehnya seekor burung puyuh yang terbang rendah. Nampak sangat jinak dan lemah. Maka timbul keisengan Raden Tanpoguno untuk menangkap burung tersebut, bukan untuk nambah koleksi piaraannya tapi untuk sekedar dibakar, lumayan sebagai pengganjal perut yang lapar.

Oleh pembantunya sebenarnya telah diingatkan untuk tidak menangkap atau membunuh hewan sembarangan. Tapi karena keangkuhannya, Raden Tanpoguno mengabaikan peringatan Paman Bugel. Apalagi burung puyuh tersebut nampak jinak dan sangat lemah pastilah mudah ditangkap. Raden Tanpoguno berusaha menangkap dan terus mengejar burung puyuh, karena sangat bernafsunya hingga tidak menyadari kalau pengejaran burung puyuh mendekati jurang yang sangat dalam.

Perkiraan Raden Tanpoguno meleset, burung yang diremehkannya itu ternyata sulit ditangkap . Bahkan seolah-olah menggemaskan, menggoda Raden Tanpoguno. Sudah barang tentu hal tersebut membuat hati Raden Tanpoguno menjadi penasaran dan geram. Maka dengan keangkuhannya Raden Tanpoguno mengerahkan kesaktiannya untuk menangkap burung puyuh tersebut.

Akhirnya tertangkaplah burung puyuh yang malang.Tapi apa yang terjadi, ketika tangan Raden Tanpoguno berhasil menangkap burung puyuh, tiba-tiba pandangan mata Raden Tanpoguno menjadi gelap gulita. Tak dapat melihat apa-apa. Raden Tanpoguno menjadi panik, sehingga lupa pada bahaya sekitar yang mengancam. Akhirnya Raden Tanpoguno terperosok kedalam jurang dan hampir binasa.

Saat itulah, burung puyuh mendadak berubah menjadi putri yang cantik jelita. Dialah Ratu dari segala Burung. Ia bersedia menolong Raden Tanpoguno dari kematian tapi dengan satu syarat, bahwa Raden harus bersedia menjalani kutukan darinya. Raden mengiyakan. Ia tersadar dari kesalahannya selama ini. Dan ia pun menjalani kutukan dari Ratu burung menjadi seekor burung puyuh yang pincang kakinya akibat luka saat terperosok di jurang. Kutukannya akan berakhir apabila ia bertemu dengan seorang gadis yang menolongnya dan ia mau menikahi gadis tersebut.

Satu saat, Seorang gadis, Anjani namanya, menemukan burung puyuh dan membawanya pulang ke rumah untuk dirawat karna kakinya terluka. Alangkah sedih hati Raden yang menjelma jadi burung puyuh, karena yang menolongnya ternyata berwajah buruk rupa dan memiliki penyakit kulit yang menjijikkan. Namun ia harus menerimanya demi bisa mengakhiri kutukan ratu burung.

Betul saja, kutukan berakhir saat Raden Tanpoguno merubah diri menjadi manusia dan mengatakan akan menikahi Anjani.

Namun sayang, setelah menikah, ternyata tabiat Raden Tanpoguno kembali seperti semula. Ia malah sering menyiksa Anjani dan merasa jijik dengan istrinya tersebut.

Puncaknya, Raden Tanpoguno membawa Anjani ke hutan untuk ditinggalkannya agar mati dimakan binatang buas. Merasa puas dengan perbuatan jahatnya, Sang Raden kembali ke istana dan berfoya-foya. Namun alangkah kagetnya ia saat Anjani kembali ke istana. Ia berubah wujud menjadi Ratu Burung. Ternyata selama ini Ratu Burung sengaja menguji kesungguhan Raden yang ingin mengubah dirinya menjadi baik. Tapi apa hasilnya, Raden malah semakin bertingkah keji. maka tak dapat dihindarkan lagi, Kutukan kembali menimpa Raden. Ia menjadi patung Burung puyuh tanpa bisa kembali lagi menjadi manusia.

WILAYAH PALING SUCI ADALAH NURANI

Ketika muncul pertanyaan,
apakah aku maling.
maka dengan segala cara,
akan kuyakinkan pada mereka kalau aku sebenarnya,
makhluk suci, yang jujur, dan bermoral.
akan kubungkus tubuh ku dengan baju-baju sufi,
yang akan menguatkan anggapan mereka
pada kesucianku.
akan ku lontarkan kata-kata bijaksana,
menyitir kitab suci,
aku bangga bisa memperdaya mereka.
ha.ha.ha.
masalah dunia amatlah sederhana
hanya butuh bukti dan saksi,
bila semua itu tak ada maka sucilah aku jadinya.
siap berani mengungkap aibku tanpa bukti,
sama saja bunuh diri.
akan aku gugat sebagai penyebar fitnah,
yang merugikanku secara moral dan imaterial,
yang nominalnya tak terukur harganya.

PADAMU AKU BERGURU

banyak teman, banyak sahabat,
tidaklah sia-sia.
jangan pandang teman yang seperti apa,
jangan lihat, sahabat yang kaya apa.
ketika kita mau membuka diri,
menajamkan mata hati,
sesungguhnya pada diri mereka,
selalu terkandung mutiara,yang tak ternilai harganya.
pada semua teman dan sahabat,
apapun adanya,
sesungguhnya aku berguru.
temanku adalah guruku.

pendidikan politik di pilkada 2010


Pilkada Kebumen 2010 telah berhasil melakukan fungsinya sebagai media pendidikan politik di masyarakat. Terbukti dengan bermunculannya pengamat-pengamat politik baru di Kebumen. Mereka memuaskan sahwat berkomentarnya melalui Facebook, yang kemudian akan direspon oleh pengamat-pengamat politik yang lain.