Rabu, 30 Agustus 2017

MENGENAL BAMBANG BE SUSILOHADI SUTRADARA PAGELARAN DRAMA TARI KOLOPAKING WISUDHO DI TMII

Sang sutradara Kolopaking Wisudho, Bambang Eko Susilohadi, S.Pd, yang akrab disapa Bambang BE

Pagelaran duta kesenian kabupaten Kebumen di Anjungan Jawa Tengah dengan lakon Kolopaking Wisudho, pada 30 April nanti, adalah merupakan pagelaran dramatari garapan sutradara Bambang Eko Susilohadi, S.Pd, yang akrab disapa Bambang BE atau bahkan ada beberapa teman sejawat cukup memanggilnya dengan BE saja.
Disela-sela latihan persiapan pementasan tersebut Pria kelahiran Karangsari, Sruweng, Kebumen tahun 1962, atau 55 tahun yang lalu, menceritakan proses kreatifnya pada dunia kesenian di Kebumen.
Kegiatan berkesenian BE, sudah dimulai dengan menjadi penari Bambangan Cakil, sebagai tokoh wayang Cakil, atas bimbingan bapaknya Suwignyo Hadi yang dalang wayang orang, yang pada saat itu menjadi guru di Sekolah Tehnik (ST) 2 Karanganyar, yang pensiun sebagai guru STM Kebumen di Gombong. Ketika itu BE masih duduk di kelas 4 Sekolah Dasar tahun 1975. BE sempat melanjutkan sekolah di STSI Surakarta meskipun tidak selesai, dan pendidikan S1 nya didapat dari Pendidikan Bimbingan Konseling di IKIP PGRI Semarang.
 Bambang BE berkeinginan masyarakat lebih mencintai kesenian asli Kebumen dan  berharap ada estafet regenerasi dari generasi  tua  ke generasi muda, agar pelestarian tetap terjaga. Ketika generasi muda mengenal dan memahami kesenian sendiri, yang pada akhirnya akan terbentuk karakter yang baik pada generasi muda.
Sampai saat ini Bambang BE yang bekerja di bidang PDK seksi  Kebudayaan Dinas Pendidikan Kebumen ini telah terlibat di berbagai aktifitas kesenian tradisional di Kebumen. Baik dari garapan Tari, Gendingan atau Karawitan, Kethoprak,  Wayang Kulit, Jemblung , Jamjaneng maupun Calung.  Aktifitasnya di berbagai seni tradisional itu semata-mata mengikuti kemauan masyarakat sekitar yang akan berlatih. Seandainya ternyata  ia belum bisa pun, Bambang BE akan terus berusaha belajar untuk bisa, entah dengan bagaimanapun caranya.
BE telah mencoba menggabungang antara wayangan dengan iringan Jamjaneng, juga menggabungkan antara gaya Ebleg selatan jalan raya dan gaya Ebleg sebelah utara jalan raya  menjadi satu gaya, yang kemudian menjadi Ebleg Kebumenan.
Menurut Bambang BE, jika garapan gending karawitan di Kebumen yang memiliki notasi gending tersendiri, mau berdasarkan dari pengembangan kesenian asli Kebumen yaitu seni Jamjaneng, maka Kebumen akan sugih gending karawitan, Kebumen akan memiliki ribuan garapan gending,  bahkan  lebih banyak dari pada Solo.
Tari gubahan BE, yang berdasar dari kesenian Tradisional Cepetan, yang di beri judul Tari Kekayon,   pernah menjadi bahan penelitian mahasiswa dari STSI Solo dalam rangka penyusunan skipsi untuk meraih gelar sarjana.
Ketika Benteng Van Der Wijck Gombong mendapat kunjungan tamu para jurnalis dan awak media dari ibukota, BE sempat menyuguhkan garapan seni yang merupakan gabungang antara Jamjaneng, Calung dan Lenggeran. 
BE Susilohadi yang juga sebagai anggota pleno Dewan Kesenian Kebumen, mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap keberadaan DKD Kebumen. Menurutnya keberadaan DKD Kebumen sebenarnya akan dapat semakin memajukan perkembangan kesenian di Kabupaten Kebumen, hanya sayangnya DKD Kebumen memiliki banyak keterbatasan baik pada fasilitas maupun anggaran, sehingga DKD tidak dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal. BE berharap Pemerintah Daerah Kebumen dapat memberi dukungan baik fasilitas maupun segi pendanaan, sehingga DKD Kebumen dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Sebab bila DKD tidak memiliki dukungan dana, maka akan menjadi seperti macan yang tidak punya gigi atau macan ompong. Meskipun ia mengakui ada beberapa kegiatan DKD yang dapat dilaksanakan dengan minim anggaran.
BE mengingatkan bahwa di Kabupaten Kebumen sebenarnya memiliki potensi kesenian yang luar biasa tebukti sering menjadi juara baik tingkat  propinsi maupun nasional . Setidaknya telah 2 kali berturut-turut menjadi juara 1 dan 1 kali menjadi juara 3 pada Festival Olah Raga Tradisional tingkat Jawa Tengah. Potensi kesenian di Kebumen membutuhkan perhatian dan penanganan yang sebaik-baiknya dari Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, agar potensi kesenian tersebut dapat memberikan manfaat, baik secara sosial budaya maupun secara ekonomi bagi masyarakt Kebumen, sehingga kesenian dapat turut serta berpartisipasi pada program-program pemerintah, utamanya dalam program pengentasan kemiskinan di Kebumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar