Sudah menjadi tradisi, hampir disetiap grup kesenian
tradisional yang ada di Kebumen, pada setiap bulan Sura, mereka
menyelenggarakan Tradisi Gebyag Suran. Tak terkecuali juga pada grup Kesenian
Tradisional Ebleg Singa Mataram Sedyatama Timbul.
Grup Ebleg yang juga disebut sebagai Ebleg Ruwat yang
bersekretariat di belakang Kodim 0709 Panjer Kebumen ini, pada Selasa siang
(02/10) menyelenggarakan pagelaran dalam rangka Suran, di Lapangan Makodim 0709
Kebumen.
Acara itu dibanjiri ratusan penonton, pecinta ebeg Kebumen.
Dan yang menarik sebagian besar penonton yang datang adalah para muda remaja
putra-putri, beberapa diantaranya bahkan datang masih mengenakan seragam
sekolah, baik putih biru maupun putih Abu-abu.
Dengan banyaknya yang datang menyaksikan pementasan Suran
Ebleg Singa Mataram dari kalangan muda remaja ini, sungguh merupakan fenomena yang
menggembirakan bagi perkembangan kesenian ebleg di Kebumen. Namun untuk lebih
menambah daya tarik kesenian tradisional ebleg sebagai sebuah tontonan,
dibutuhkan adanya dukungan sentuhan artistik, baik dari sisi koreografi,
iringan musik , kostumnya maupun manajemen pementasan, dari para pelaku seni
yang mumpuni.
Menurut keterangan ketua grup ebleg Singa Mataram Sigit
Riyanto (52) yang didampingi sesepuh grup ebleg Singa Mataram Wiwit Suryono,
Harsono dan Suwardi, bahwa grup ebleg Singa Mataram yang beranggotakan sekitar
20 orang yang terdiri dari 14 penari dan 6 penabuh ini sebenarnya merupakan
grup ebleg yang sudah turun-temurun yang berdiri sejak tahun 1960. Grup ebleg
yang awalnya bernama Sedyatama Timbul, diyakini sebagai grup ebleg tertua di
Kebumen, pada waktu itu mengalami kelesuan atau mati suri, baru sekitar 8 tahun
yang lalu mulai dihidupkan kembali. Sampai saat sekarang grup ini setidaknya
bisa pentas antara 4 sampai 5 kali dalam satu tahun.
Menurut
Sigit, biaya untuk acara Suran grup ebleg Singa Mataram yang sangat bersahaja
tersebut, diambilkan dari kas grup ebleg Singa Mataram. Sigit menambahkan didalam
melestarikan grup ini terkendala pada masalah regenerasi, dimana ada beberapa
penari muda yang harus melanjutkan sekolah, ataupun yang harus bekerja di luar
kota.