Sang sutradara Kolopaking Wisudho, Bambang Eko Susilohadi, S.Pd, yang akrab disapa Bambang BE |
Pagelaran duta kesenian kabupaten Kebumen di Anjungan Jawa
Tengah dengan lakon Kolopaking Wisudho, pada 30 April nanti, adalah merupakan pagelaran
dramatari garapan sutradara Bambang Eko Susilohadi, S.Pd, yang akrab disapa
Bambang BE atau bahkan ada beberapa teman sejawat cukup memanggilnya dengan BE saja.
Disela-sela latihan persiapan pementasan tersebut Pria
kelahiran Karangsari, Sruweng, Kebumen tahun 1962, atau 55 tahun yang lalu, menceritakan
proses kreatifnya pada dunia kesenian di Kebumen.
Kegiatan berkesenian BE, sudah dimulai dengan menjadi penari
Bambangan Cakil, sebagai tokoh wayang
Cakil, atas bimbingan bapaknya Suwignyo Hadi yang dalang wayang orang, yang pada
saat itu menjadi guru di Sekolah Tehnik (ST) 2 Karanganyar, yang pensiun
sebagai guru STM Kebumen di Gombong. Ketika itu BE masih duduk di kelas 4
Sekolah Dasar tahun 1975. BE sempat melanjutkan sekolah di STSI Surakarta
meskipun tidak selesai, dan pendidikan S1 nya didapat dari Pendidikan Bimbingan
Konseling di IKIP PGRI Semarang.
Bambang BE berkeinginan masyarakat lebih mencintai kesenian asli Kebumen dan berharap ada estafet regenerasi dari generasi tua ke generasi muda, agar pelestarian tetap terjaga. Ketika generasi muda mengenal dan memahami kesenian sendiri, yang pada akhirnya akan terbentuk karakter yang baik pada generasi muda.
Bambang BE berkeinginan masyarakat lebih mencintai kesenian asli Kebumen dan berharap ada estafet regenerasi dari generasi tua ke generasi muda, agar pelestarian tetap terjaga. Ketika generasi muda mengenal dan memahami kesenian sendiri, yang pada akhirnya akan terbentuk karakter yang baik pada generasi muda.
Sampai saat ini Bambang BE yang bekerja di bidang PDK seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kebumen ini telah
terlibat di berbagai aktifitas kesenian tradisional di Kebumen. Baik dari
garapan Tari, Gendingan atau Karawitan, Kethoprak, Wayang Kulit, Jemblung , Jamjaneng maupun
Calung. Aktifitasnya di berbagai seni
tradisional itu semata-mata mengikuti kemauan masyarakat sekitar yang akan berlatih.
Seandainya ternyata ia belum bisa pun,
Bambang BE akan terus berusaha belajar untuk bisa, entah dengan bagaimanapun
caranya.
BE telah mencoba menggabungang antara wayangan dengan
iringan Jamjaneng, juga menggabungkan antara gaya Ebleg selatan jalan raya dan gaya
Ebleg sebelah utara jalan raya menjadi
satu gaya, yang kemudian menjadi Ebleg
Kebumenan.
Menurut Bambang BE, jika garapan gending karawitan di
Kebumen yang memiliki notasi gending tersendiri, mau berdasarkan dari
pengembangan kesenian asli Kebumen yaitu seni Jamjaneng, maka Kebumen akan
sugih gending karawitan, Kebumen akan memiliki ribuan garapan gending, bahkan
lebih banyak dari pada Solo.
Tari gubahan BE, yang berdasar dari kesenian Tradisional
Cepetan, yang di beri judul Tari Kekayon,
pernah menjadi bahan penelitian mahasiswa dari STSI Solo dalam rangka
penyusunan skipsi untuk meraih gelar sarjana.
Ketika Benteng Van Der Wijck Gombong mendapat kunjungan tamu
para jurnalis dan awak media dari ibukota, BE sempat menyuguhkan garapan seni
yang merupakan gabungang antara Jamjaneng, Calung dan Lenggeran.
BE Susilohadi yang juga sebagai anggota pleno Dewan Kesenian
Kebumen, mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap keberadaan DKD Kebumen.
Menurutnya keberadaan DKD Kebumen sebenarnya akan dapat semakin memajukan
perkembangan kesenian di Kabupaten Kebumen, hanya sayangnya DKD Kebumen
memiliki banyak keterbatasan baik pada fasilitas maupun anggaran, sehingga DKD
tidak dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal. BE berharap Pemerintah
Daerah Kebumen dapat memberi dukungan baik fasilitas maupun segi pendanaan,
sehingga DKD Kebumen dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal. Sebab
bila DKD tidak memiliki dukungan dana, maka akan menjadi seperti macan yang
tidak punya gigi atau macan ompong. Meskipun
ia mengakui ada beberapa kegiatan DKD yang dapat dilaksanakan dengan minim
anggaran.
BE mengingatkan bahwa di Kabupaten Kebumen sebenarnya
memiliki potensi kesenian yang luar biasa tebukti sering menjadi juara baik
tingkat propinsi maupun nasional . Setidaknya
telah 2 kali berturut-turut menjadi juara 1 dan 1 kali menjadi juara 3 pada Festival
Olah Raga Tradisional tingkat Jawa Tengah. Potensi kesenian di Kebumen
membutuhkan perhatian dan penanganan yang sebaik-baiknya dari Pemerintah
bersama-sama dengan masyarakat, agar potensi kesenian tersebut dapat memberikan
manfaat, baik secara sosial budaya maupun secara ekonomi bagi masyarakt
Kebumen, sehingga kesenian dapat turut serta berpartisipasi pada program-program
pemerintah, utamanya dalam program pengentasan kemiskinan di Kebumen